SULUK SUREM KAPIDARA
Bagi yang suka wayang
kulit tentu sangat terkesan dengan suluk surem kapidara ini. Suluk adalah
tembang pengantar sebuah peristiwa dari sebuah kisah yang disajikan oleh sang
dalang.
Suluk Surem Kapidara ini
adalah pengantar untuk adegan sedih atau surem; kapidara bisa diterjemahkan
sebagai terbunuh atau teraniaya. Umumnya dibawakan sang dalang saat ada tokoh
yang gugur di medan perang, atau juga sebagai pengantar kesedihan seorang tokoh
karena ada yang lampus, gugur atau yang kapidara.
Semoga berkenan!
SULUK SUREM KAPIDARA
Ki Timbul Hadi Prayitno
Oo…
Surem-surem dewangkara
kingkin,
Lir manguswa kang layon,
Oo…
Oooo.. noo
Surem-surem dewangkara
kingkin,
Lir manguswa kang layon
Dennya ilang memanise,
Wadana katon layu,
Kumel-kucem rahnya maratani,
Marang salira nira,
Oo…
Surem-surem dewangkara
kingkin,
Oo…
Oo…
Oo…
Oooo.. noo
Surem-surem dewangkara
kingkin,
Lir manguswa kang layon,
Kumel-kucem rahnya maratani,
Marang salira nira,
Neles ludira kang wangwang,
Oo
Ooo ..noo
Ooo ..ooo
Surem-surem dewangkara
kingkin,
Lir manguswa kang layon,
Kumel-kucem rahnya maratani,
Marang salira nipun,
Neles ludira kang wangwang,
Ooh .. no
*)
Redup, redup, sang matahari bersedih,
Ketika menyaksikan yang gugur
Sekarang hilang ketampan-cantikannya
Badannya tampak layu
Kumal, jelek, darahnya merata
Di seluruh tubuhnya
Basah darah yang terlihat
*) terjemahan bebas
**) ludira, rah = darah
***) Oo.. no = Ohh.. tidak!
*)
Redup, redup, sang matahari bersedih,
Ketika menyaksikan yang gugur
Sekarang hilang ketampan-cantikannya
Badannya tampak layu
Kumal, jelek, darahnya merata
Di seluruh tubuhnya
Basah darah yang terlihat
*) terjemahan bebas
**) ludira, rah = darah
***) Oo.. no = Ohh.. tidak!
masih adakah kesempatan untuk menyusun suluk baru dengan syair berbeda untuk menggambarkan suasana yang sama sebagaimana suluk kadipara ini?
BalasHapus