Sabtu, 20 Oktober 2012

SULUK SUREM KAPIDARA



SULUK SUREM KAPIDARA

Bagi yang suka wayang kulit tentu sangat terkesan dengan suluk surem kapidara ini. Suluk adalah tembang pengantar sebuah peristiwa dari sebuah kisah yang disajikan oleh sang dalang.
Suluk Surem Kapidara ini adalah pengantar untuk adegan sedih atau surem; kapidara bisa diterjemahkan sebagai terbunuh atau teraniaya. Umumnya dibawakan sang dalang saat ada tokoh yang gugur di medan perang, atau juga sebagai pengantar kesedihan seorang tokoh karena ada yang lampus, gugur atau yang kapidara.
Semoga berkenan!


SULUK SUREM KAPIDARA
Ki Timbul Hadi Prayitno

Oo…
Surem-surem dewangkara kingkin,
Lir manguswa kang layon,
Ooo ..


Oo…
Oooo.. noo
Surem-surem dewangkara kingkin,
Lir manguswa kang layon
Dennya ilang memanise,
Wadana katon layu,
Kumel-kucem rahnya maratani,
Marang salira nira,

Oo…
Surem-surem dewangkara kingkin,
Oo…
Oo…

Oo…
Oooo.. noo
Surem-surem dewangkara kingkin,
Lir manguswa kang layon,
Kumel-kucem rahnya maratani,
Marang salira nira,
Neles ludira kang wangwang,
Oo
Ooo ..noo

Ooo ..ooo
Surem-surem dewangkara kingkin,
Lir manguswa kang layon,
Kumel-kucem rahnya maratani,
Marang salira nipun,
Neles ludira kang wangwang,
Ooh .. no

*)

Redup, redup, sang matahari bersedih,
Ketika menyaksikan yang gugur
Sekarang hilang ketampan-cantikannya
Badannya tampak layu
Kumal, jelek, darahnya merata
Di seluruh tubuhnya
Basah darah yang terlihat

*) terjemahan bebas
**) ludira, rah = darah
***) Oo.. no = Ohh.. tidak!

Klik menuju ke: SULUK SUREM KAPIDARA

1 komentar:

  1. masih adakah kesempatan untuk menyusun suluk baru dengan syair berbeda untuk menggambarkan suasana yang sama sebagaimana suluk kadipara ini?

    BalasHapus