NAMA LAWET
Kali ini berceritera sedikit, berhubungan dengan
nama Lawet.
Di sekitar Pendapa Kabupaten Purbalingga ada hal
yang menggunakan nama Lawet. Radio Ardi
Lawet FM, dengan frekuensi 96.4
MHz. Tepatnya di Jalan Jambu Karang 6, RT 06/04 Purbalingga Lor. Ada pula
Gedung Pertemuan Ardi Lawet,
letaknya di depan Pendapa Kabupaten. Didesain sedemian rupa, tempat duduk
bertingkat, nyaman untuk presentasi, pas untuk sekedar mutar film.
Petilasan Ardi Lawet
Tempat ziarah di sebuah bukit, di Desa Penusupan,
Kecamatan Rembang. Ardi Lawet (ardi = bukit) dengan ketinggian 3000 dpl ini
dikenal sebagai Makam Syeh Jambu Karang. Konon kata Lawet, dalam hal ini,
adalah “plesetan” dari kata khalwat, berkhalwat berarti mendekatkan diri kepada
Allah. Jadi di tempat inilah, dulu, Syeh Jambu Karang bersemedi, berkhalwat,
mendekatkan diri kepada Allah. Dan di bukit ini pula beliau diyakini dimakamkan. (baca Babad Cahyana di halaman lain).
Namun bagi yang kenal wayang, ada juga yang mengatakan sebagai tempat mukswanya
Prabu Puntadewa atau Prabu Yudhistira, yang dimakamkan di sana adalah kuku dan
rambutnya saja.
Ada kepercayaan, bagian dari keunikan masyarakat
kita, bahwa di Ardi Lawet terdapat tuah (pengaruh positif) yang manjur, maka antara
lain dianjurkan:
1. Berdoalah di Ardi Lawet,
konon seluruh permohonan akan segera jadi kenyataan. Maka tidak usah ikut Take
Me Out, pergilah dan berdoalah di Ardi Lawet dan buktikan, dipercaya bahwa
untuk para jomblo dijamin akan segera dapat jodohnya
2. Memohonlah kepada Allah SWT di Ardi Lawet dan
memetik babal, yaitu buah
Nangka yang masih kecil dan muda dari pohon yang ada di sekitar makam. Lalu
jadikan menjadi rujak babal. Makan
rujak tersebut bersama-sama, kemudian berhubungan badan maka bagi suami istri
yang melakukan “ritual” ini dipercaya akan cepat diberi keturunan.
Jalan Lawet
Jalan ini, membujur “ngetan-ngulon”,
menghubungkan Jalan Kapten Sarengat dengan Jalan PP IMAM. Dulu Jalan Lawet
disebut Gang Kopianjing. Penyebabnya di kedua ujung gang, di barat dan di
timur, di pinggiran tentu saja, ada pohon besar, pohon Kopianjing. Pohon ini
cukup unik, ada saatnya daun mudanya berwarna hijau muda belia, cenderung ke
kuning muda. Membentuk sekumpulan daun, bagaikan sekumpulan kertas tissue nan
lembut tergerai. Bahkan jika tidak paham daun muda ini dianggap sebagai
bunganya. Bunga dan buah Kopianjing muncul di batang dan dahannya. Buahnya
berwarna kecoklatan, rasanya manis-manis kecut.
Bagi yang suka acara “dunia lain”,
diperbincangkan bahwa di Jalan Lawet ada sebutan Nini Thuwek. Barangkali dari
kata “ireng kethuwek”. Secara umum warga tidak masalah dengan figur tidak kasat
mata ini. Bagi yang berkepentingan dan ingin ngobrol dengan Nini Thuwek
dipersilakan, boleh, sebab pernah ada warga yang setiap kali diajak diskusi
oleh nenek-nenek yang kemungkinan berwarna hitam ini.
Ujung Jalan Lawet sebelah timur membentuk
pertigaan dengan jalan yang “ngalor-ngidul”. Dulu jalan ngalor-ngidul ini
bernama Jalan Losmen. Jadi riwayat perhotelan di Purbalingga kurang lebihnya
harus dimulai dari jalan ini. Bangunan losmennya sudah rata tanah, letaknya di
sebelah barat jalan, barat Kantor Kejaksaan. Jalan Losmen kemudian diganti nama
menjadi Jalan Letnan Sudani. Beberapa tahun kemudian diganti menjadi jalan PP
IMAM. Kenapa diganti dengan nama PP IMAM? PP IMAM adalah kependekan dari
Pasukan Pelajar ‘Indonesia Merdeka Atau Mati’. Pasukan dari para pelajar yang
berpendirian jika Indonesia tidak merdeka lebih baik mati (IMAM = Indonesia
Merdeka Atau Mati). Konon kebetulan salah satu tokoh anggota PP IMAM, rumahnya
dekat ujung jalan, sebelah selatan!
Burung Lawet
Nama burung yang kemungkinan karena kepleset
menyebutkan nama. Umum lebih mengenal burung Walet,
tapi kita menyebutnya dengan nama ''Lawet''.
Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang suka meluncur di udara.
Berwarna gelap, terbangnya cepat, ukuran tubuh kecil, memiliki sayap berbentuk
sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya. Jenis
burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung ini mempunyai kebiasaan
berdiam di gua-gua atau tempat yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap
dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempatnya
beristirahat dan berkembang biak. Burung yang sangat mirip-mirip burung Lawet adalah
burung Sriti, Serwiti, Seriti.
Barangkali burung yang kita punya juga memiliki
kebiasaan yang sama dengan Burung Lawet?!
Sudah dulu ya.
He, he, jika kurang yaa ditambahi sendiri.
Penulis berharap semoga ada yang mau memperbaiki dan melengkapi tulisan ini.
Makasih!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar