Selasa, 09 Oktober 2012

Nama Lawet


NAMA LAWET

Kali ini berceritera sedikit, berhubungan dengan nama Lawet.
Di sekitar Pendapa Kabupaten Purbalingga ada hal yang menggunakan nama Lawet. Radio Ardi Lawet FM, dengan frekuensi 96.4 MHz. Tepatnya di Jalan Jambu Karang 6, RT 06/04 Purbalingga Lor. Ada pula Gedung Pertemuan Ardi Lawet, letaknya di depan Pendapa Kabupaten. Didesain sedemian rupa, tempat duduk bertingkat, nyaman untuk presentasi, pas untuk sekedar mutar film.


Petilasan Ardi Lawet
Tempat ziarah di sebuah bukit, di Desa Penusupan, Kecamatan Rembang. Ardi Lawet (ardi = bukit) dengan ketinggian 3000 dpl ini dikenal sebagai Makam Syeh Jambu Karang. Konon kata Lawet, dalam hal ini, adalah “plesetan” dari kata khalwat, berkhalwat berarti mendekatkan diri kepada Allah. Jadi di tempat inilah, dulu, Syeh Jambu Karang bersemedi, berkhalwat, mendekatkan diri kepada Allah. Dan di bukit ini pula beliau diyakini dimakamkan. (baca Babad Cahyana di halaman lain). Namun bagi yang kenal wayang, ada juga yang mengatakan sebagai tempat mukswanya Prabu Puntadewa atau Prabu Yudhistira, yang dimakamkan di sana adalah kuku dan rambutnya saja.
Ada kepercayaan, bagian dari keunikan masyarakat kita, bahwa di Ardi Lawet terdapat tuah (pengaruh positif) yang manjur, maka antara lain dianjurkan:
1.      Berdoalah di Ardi Lawet, konon seluruh permohonan akan segera jadi kenyataan. Maka tidak usah ikut Take Me Out, pergilah dan berdoalah di Ardi Lawet dan buktikan, dipercaya bahwa untuk para jomblo dijamin akan segera dapat jodohnya
2.      Memohonlah kepada Allah SWT di Ardi Lawet dan memetik babal, yaitu buah Nangka yang masih kecil dan muda dari pohon yang ada di sekitar makam. Lalu jadikan menjadi rujak babal. Makan rujak tersebut bersama-sama, kemudian berhubungan badan maka bagi suami istri yang melakukan “ritual” ini dipercaya akan cepat diberi keturunan.

Jalan Lawet
Jalan ini, membujur “ngetan-ngulon”, menghubungkan Jalan Kapten Sarengat dengan Jalan PP IMAM. Dulu Jalan Lawet disebut Gang Kopianjing. Penyebabnya di kedua ujung gang, di barat dan di timur, di pinggiran tentu saja, ada pohon besar, pohon Kopianjing. Pohon ini cukup unik, ada saatnya daun mudanya berwarna hijau muda belia, cenderung ke kuning muda. Membentuk sekumpulan daun, bagaikan sekumpulan kertas tissue nan lembut tergerai. Bahkan jika tidak paham daun muda ini dianggap sebagai bunganya. Bunga dan buah Kopianjing muncul di batang dan dahannya. Buahnya berwarna kecoklatan, rasanya manis-manis kecut.
Bagi yang suka acara “dunia lain”, diperbincangkan bahwa di Jalan Lawet ada sebutan Nini Thuwek. Barangkali dari kata “ireng kethuwek”. Secara umum warga tidak masalah dengan figur tidak kasat mata ini. Bagi yang berkepentingan dan ingin ngobrol dengan Nini Thuwek dipersilakan, boleh, sebab pernah ada warga yang setiap kali diajak diskusi oleh nenek-nenek yang kemungkinan berwarna hitam ini.
Ujung Jalan Lawet sebelah timur membentuk pertigaan dengan jalan yang “ngalor-ngidul”. Dulu jalan ngalor-ngidul ini bernama Jalan Losmen. Jadi riwayat perhotelan di Purbalingga kurang lebihnya harus dimulai dari jalan ini. Bangunan losmennya sudah rata tanah, letaknya di sebelah barat jalan, barat Kantor Kejaksaan. Jalan Losmen kemudian diganti nama menjadi Jalan Letnan Sudani. Beberapa tahun kemudian diganti menjadi jalan PP IMAM. Kenapa diganti dengan nama PP IMAM? PP IMAM adalah kependekan dari Pasukan Pelajar ‘Indonesia Merdeka Atau Mati’. Pasukan dari para pelajar yang berpendirian jika Indonesia tidak merdeka lebih baik mati (IMAM = Indonesia Merdeka Atau Mati). Konon kebetulan salah satu tokoh anggota PP IMAM, rumahnya dekat ujung jalan, sebelah selatan!

Burung Lawet
Nama burung yang kemungkinan karena kepleset menyebutkan nama. Umum lebih mengenal burung Walet, tapi kita menyebutnya dengan nama ''Lawet''. Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang suka meluncur di udara. Berwarna gelap, terbangnya cepat, ukuran tubuh kecil, memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya. Jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon. Burung ini mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau tempat yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk menempelkan sarang sebagai tempatnya beristirahat dan berkembang biak. Burung yang sangat mirip-mirip burung Lawet adalah burung Sriti, Serwiti, Seriti.
Barangkali burung yang kita punya juga memiliki kebiasaan yang sama dengan Burung Lawet?!

Sudah dulu ya.
He, he, jika kurang yaa ditambahi sendiri. Penulis berharap semoga ada yang mau memperbaiki dan melengkapi tulisan ini.
Makasih!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar