Sabtu, 10 November 2012

DOM PANAS SUMURUP ING BANYU

Dom Panas Sumurup ing Banyu

Toto Endargo
   
Bareng aku maca karyane Suparto Brata “Dom Sumurup ing Banyu” aku mlenggong. Ora mung umyeg undering crita nanging uga nggregetake amarga ana dom sing rada panas melu sumurup ing njerone. Novel utawa crita landung weton tahun 1971-1972 iki jebul ana perangan kang nyenggol bab “panas” ngono.
   Saktemene Dom Sumurup Ing Banyu iku crita spionase jaman perang nglawan penjajah Walanda, dek sasi Agustus 1948, nalikane pemerintah NICA lagi adreng-adrenge arep ngringkus babar pisan Ibu Kota Republik Indonesia kang wektu iku ing Jokjakarta.
   Crita paraga Herlambang, mata-matane Walanda sing kajibah nlusup menyang tlatah Indonesia liwat garis demarkasi Mojokerto.
Herlambang kang nduwe kasudibyan netrane kadya camera foto, bisa njupuk gambar lan ngeling-eling kahanan kang kajinggleng. Ing pikirane kadya cumithak gambar utawa foto kahanan kang kapeleng.

Kamis, 01 November 2012

Gendhing Ibu Pertiwi



IBU PERTIWI
Ki NartoSabdo

Ibu Pertiwi,
Paring boga lan sandhang kang murakabi,
Peparing rejeki manungsa kang bekti,
Ibu Pertiwi, Ibu Pertiwi,
Sih sutresna mring sesami,
Ibu Pertiwi, kang adil luhuring budi,
Ayo sungkem mring Ibu Pertiwi


Rabu, 31 Oktober 2012

Ayak-ayak Pamungkas

Gendhing 
Ayak-ayak Pamungkas
Ki Nartosabdho

Dhuh Allah, mugi-mugi kaparenga paring rakhmat,
Dhuh Allah, lestaria Indonesia mardhika,
Wasana wosing pangidung, nyawiji mung amemuji,
Mugi Bangsa Indonesia, sepuh anem, jalu estri,
Sami sayuk amanunggal, gumolong-golong ing kapti,

Terjemahan bebas:
Ya, Allah, semoga berkenan memberi rakhmat,
Ya, Allah. dirgahayu Indonesia merdeka
Pada intinya di tembang ini, kita menyatu dan berdoa
Semoga Bangsa Indonesia, tua-muda, lelaki-perempuan,
Semua serentak bersatu, bertekad-bulat di dalam hati.

     Klik punika kangge dumugi ing: Gendhing Ayak-Ayak Pamungkas 


Minggu, 28 Oktober 2012

Sinom Laras Pelog Patet 6


Sinom Laras Pelog Patet 6

Macapat adalah hal yang tak terpisahkan dari budaya Indonesia,
Sastra dalam bentuk geguritan atau puisi Jawa 
Ditembangkan dengan nada dan irama yang baku namun bervariasi
Semoga bermanfaat!

Sekar Macapat Sinom Laras Pelog Patet 6

Nulada laku utama
Tumprape wong Tanah Jawi
Wong agung ing Ngeksiganda
Panembahan Senopati
Kapati amarsudi
Sudaning hawa lan napsu
Pineksi tapa brata
Tanapi ing siyang-ratri
Amemangun karyanak tyasing sesama

Terjemahan bebas:
Meneladani karya utama
Menurut orang di Tanah Jawa
Orang besar di Mataram
Panembahan Senapati
Mati-matian berusaha
Mengurangi kesenangan dan nafsu
Diwujudkan dalam bertapa dan bersemedi
Dilakukan siang-malam
Membangun karya yang membahagiakan sesama


Dhandhanggula Slendro Patet 9

Dhandhanggula Slendro Patet 9

MACAPAT
Macapat adalah hal yang tak terpisahkan dari budaya Indonesia,
Sastra dalam bentuk geguritan atau puisi Jawa.
Di tembangkan dengan nada dan irama yang baku namun bervariasi
Semoga bermanfaat!

Sekar Macapat Dhandhanggula Laras Slendro Patet 9

Pamedharing wasitaning ati
Cumantaka aniru pujangga
Dahat mudha ing batine
Nanging kedah ginunggung
Dhatan wruh yen akeh ngesemi
Ameksa angrumpaka
Basa kang kalantur
Tutur kang katula-tula
Tinalaten rinuruh kalawan ririh
Mrih padhanging sasmita

Selasa, 23 Oktober 2012

Doa dan Salam


Doa dan Salam
Toto Endargo

C              G             C    G
Oh, SMP 2 Purbalingga,
        F              G             C
Di sini kita telah bersama
          F          G       Em             Am
Gerbang belajar menuju dewasa
F              G                C     G
Meniti jenjang kehidupan

        C              G             C    G
Oh, SMP 2 Purbalingga,
F                       G                   C
Sekarang kita pun kan berpisah
                F          G    Em             Am
Meninggalkan berjuta kenangan
F                     G                 C    
Riang dan penuh kasih sayang


Reff :
F              G       Em        Am
Selamat jalan, selamat jalan
F              G             C     F7
Teriring doa dan salam
F              G     Em           Am
Selamat jalan, selamat jalan
F                              G                     C    G
Selamat menyongsong masa depan
       
C                            G             C    G
Dan kami pun kan s'lalu berdoa
F                       G             C
Semoga bahagia selamanya
          F                     G    Em             Am
Membaktikan diri pada tugas mulia
F                     G                 C    
Tuhan lindungilah kami semua


Selamat jalan, selamat jalan
Teriring doa dan salam
Selamat jalan, selamat jalan
Selamat menyongsong masa depan

Dan kami pun kan s'lalu berdoa
Semoga bahagia selamanya
Membaktikan diri pada tugas mulia
Tuhan lindungilah kami semua
Tuhan lindungilah kami semua
Tuhan lindungilah kami semua



Klik menuju ke : Lagu Doa dan Salam

Sebuah lagu sebagai dokumen pribadi.
Bahwa saya pernah mencoba menyusun kata merangkai nada dengan sebuah gitar. Tak banyak saya menguasai krep atau kunci gitar, maka yang muncul adalah sebuah lagu seadanya, dengan kunci sekitar C,F,G Am, Dm, Em. 
Lagu ini dimaksudkan untuk dinyanyikan di acara perpisahan sekolah, di akhir tahun. Tidak setiap acara perpisahan saya menyanyikan lagu ini. Ada rasa malu dan tak percaya diri setiap kali menyanyikannya di depan umum.
Barangkali ada nada sedih yang terungkap di lagu ini. Pernah saya dilarang menyanyikan lagu ini, sebab setiap saya memetik gitar dan menyanyikannya dia terharu dan meneteskan air mata.
"Mohon maaf gadis kecilku!" ucap saya saat itu. 
Inilah salah satu memori yang sebaiknya kusimpan di blog saya.
Semoga maklum!


Senin, 22 Oktober 2012

SULUK RENGU ANGUNGUN


SULUK RENGU ANGUNGUN
Toto Endargo

Ini suluk ke tiga yang saya upload, ada lirik atau cakepan dan juga audionya.
Suluk adalah tembang pengantar sebuah peristiwa dari sebuah kisah yang disajikan oleh sang dalang wayang kulit.
Suluk Rengu Angungun adalah pengantar untuk suasana hati yang marah (rengu) dan juga tertegun (angungun), ada rasa heran dengan keadaan yang terjadi.
Semoga berkenan!

SULUK RENGU ANGUNGUN
(Ki Timbul Hadi Prayitno)

Dada muntab lir kenetab
Netra kocak ngondar-andir
Oo.. oo..
Sumengka jaja bang mawinga-winga
Gedrug-gedrug siti, bantala bentar
Ooo..ono
Oooo

Minggu, 21 Oktober 2012

SULUK MADYA RATRI


SULUK MADYA RATRI

Bagi penikmat wayang kulit tentu terkesan dengan suluk Madya Ratri ini. 
Suluk Madya Ratri adalah pengantar sebelum adegan Gara-gara.
Menggambarkan suasana tengah malam yang sunyi, suasana alami, dihiasi dengan semerbak bau bunga dan dengung kumbang.
Madya ratri artinya tengah malam, maka suluk ini ditembangkan saat dini hari, menjelang gara-gara.
Semoga berkenan!

SULUK MADYA RATRI
(Ki Sugino Purwocarito dan Ki Timbul Hadi Prayitno)

Sangsaya dalu raras ambyor lintang kumedhap
Iki dunya tengah wengi terang gandaning puspita
Ee…. karengganing pujanira
Oo… sang dwijawara mbrengengeng
Lir swaraning madu branta
Manungsung sarining kembang

Sabtu, 20 Oktober 2012

SULUK SUREM KAPIDARA



SULUK SUREM KAPIDARA

Bagi yang suka wayang kulit tentu sangat terkesan dengan suluk surem kapidara ini. Suluk adalah tembang pengantar sebuah peristiwa dari sebuah kisah yang disajikan oleh sang dalang.
Suluk Surem Kapidara ini adalah pengantar untuk adegan sedih atau surem; kapidara bisa diterjemahkan sebagai terbunuh atau teraniaya. Umumnya dibawakan sang dalang saat ada tokoh yang gugur di medan perang, atau juga sebagai pengantar kesedihan seorang tokoh karena ada yang lampus, gugur atau yang kapidara.
Semoga berkenan!


SULUK SUREM KAPIDARA
Ki Timbul Hadi Prayitno

Oo…
Surem-surem dewangkara kingkin,
Lir manguswa kang layon,
Ooo ..

Jumat, 19 Oktober 2012

Aku Ingin Berjasa



Cerita remaja

AKU INGIN BERJASA

Ceritera ini pernah dimuat di Majalah Dinding SMP Negeri 2 Purbalingga.

Februari 2003. SMP Negeri 2 Purbalingga.
“Bagai pungguk merindukan bulan”. Barangkali peribahasa inilah yang paling pas untuk mengibaratkan perasaanku terhadap Dita Maharani. Merindukan seseorang yang beda derajat! Tapi siapa tahu pada saatnya burung punggukpun sampai ke bulan!
Dita gadis manis, lembut, bermata bulat, hidungnya mungil. Rambutnya lurus sepundak. Sungguh beruntung, dikaruniai wajah yang cantik, dan pribadi yang anggun.

Rabu, 17 Oktober 2012

Ketika Pulang Sekolah


Ketika Pulang Sekolah
Pagu Rutoto 

SMP Negeri 2 Purbalingga. 
Trotoar depan sekolahan. 
Mei 2003.

Winda tersenyum. Ia melangkah mendekatiku. Pipinya semburat merah. Jalannya perlahan, anggun. Cantik. Dadaku berdesir. Aku hentikan sepedaku. Aku turun. Dipegangnya stang sepedaku. Bibirnya terkuak sedikit.  Aku memejamkan mata.

Selasa, 16 Oktober 2012

Kenyataan itu Datang


Kenyataan itu Datang
Toto Endargo

Tahun 2004. Siswa SMP Negeri 2 Purbalingga.
Begitu pekanya rasa suka terhadap sesama remaja. Sedikit terabaikan dari perhatian sang idola maka rasa kecewa, cemburu dapat memenuhi alam pikirannya. Adalah Irfan yang secara pribadi beranggapan bahwa Swasti adalah pelabuhan hatinya tempat ia melempar sauh dan tempat menambatkan perahu kertasnya.

===
Sebuah ruang tamu di rumah Irfan. Irfan tiduran di kursi panjang. Jupri di depannya. Sudah sekitar lima belas menit mereka membicarakan hal ikhwal sekolahan. Dan yang paling peka bagi Irfan adalah hal seorang gadis, Swasti Prameswati. Saat Jupri memberi tahu “tingkah” Swasti ketika liburan. Irfan menjadi emosi.
“Tidak mungkin, Jupri!” debat Irfan dengan tegas! Walau terselip juga nada ragu. Jupri adalah teman akrabnya, tempat curahan hati. Baik dalam hal pelajaran, keuangan, persahabatan maupun dalam hal perasaannya pada Swasti.

Senin, 15 Oktober 2012

Segitiga Jatuh Hati


Tulisan ini pernah dipasang di Majalah Dinding Sekolah.
Cerita Remaja

Segitiga Jatuh Hati
Oleh : Pagu Rutoto

Percaya atau tidak, terserah. Tapi jatuh hati harus hati-hati. Rosi terlihat sedih hari ini. Ada benang kusut bergulat di benaknya. Salah sendiri, kenapa harus selalu memikirkan cowok. Bahwa anak putra itu harus selalu dicurigai. Jangan dimanja, apalagi dikasih hati. Uh, bisa ngelunjak. Diberi hati bisa minta rempela, artinya diberi yang enak malah justru minta yang nggak enak dan aneh-aneh. Mbok nggelani!

Ketika Dita Cemburu


Ketika Dita Cemburu
Oleh: Pagu Rutoto

SMP Negeri 2 Purbalingga.

Kelas 3E. Kelas paling ujung. Pagi hari, sebelum bell tanda masuk berbunyi, ada dialog yang tak disangka oleh Endar. Hati Endar pun tersentak.
" Tidak usah ke tempatku! Main saja ke rumah si manis itu!"
" Si manis siapa Dit ?!"
" Si manis selingkuhanmu, Laras Puspita! "
" Lho, ada apa aku dengan Laras?" Endar terhenyak.
==

Kau Egois

Kau Egois
Pagu Rutoto

Dia sahabat akrabku. Dia telah berceritera padaku. Kau telah berlaku kurang ajar padanya!” Kata Dian sambil menatap Awan dengan tegas.“Kok kurang ajar? Kasar sekali kalimatmu!” kata Awan tersinggung.
                                          ===

SMP Negeri 2 Purbalingga, 1994.
Pagi hari. Bell sekolah belum dibunyikan, bunyinya khas; “Theeeet....!” Model bell, seperti yang diajarkan di pelajaran IPA-Fisika. Proses kerjanya berdasarkan daya tarik magnet yang tarik-lepas bilah logam sehingga secara mekanik mampu memukul-mukul piringan besi dan menimbulkan bunyi dering. Puluhan tahun bunyi bell ini menjadi pertanda waktu bagi SMP Negeri 2 Purbalingga. Jika kebetulan listrik mati bunyi bel diganti dengan bunyi dari sebatang potongan besi bekas rel, panjang sekitar 60 cm, yang di pukul pakai baut besi gesar. Theng, theng, theng!

Minggu, 14 Oktober 2012

Kado buat Bu Ani


Kado buat Bu Ani
Toto Endargo


Selamat pagi, kota tersayang!” ucapku pelan ketika colt yang kunaiki masuk kota. Seorang ibu yang duduk di kananku tersenyum.
Mari, Bubasa basiku kepadanya ketika aku turun di pertigaan depan kantor Kejaksaan.
“Mari!” jawabnya ramah
Semoga putri ibu cakep!” doa di batinku. Eh siapa tahu besok aku jadi menantunya. Kan, jodoh di tangan Tuhan. He, he, he!
Kuinjak-injak jalan aspal di sebelah kejaksaan menuju sekolah. Hidup bukan untuk bersedih. Bergembiralah menuju kedewasaan. Tak perlu sedu sedan! Riang adalah jalan untuk menang! Busyet

Gadis untuk Ibu


Gadis untuk Ibu
Toto Endargo


SMP Negeri 2 Purbalingga. 
Perpustakaan. 
Pukul 09.20.
Ada sejuta harap di hati Arfin. Permohonan dan alasan telah tersampaikan. Kata-katanya telah tertata dengan lancar. Saat ini, di perpustakaan, diantara kesibukannya, ia menunggu jawaban. Tina membisu. Bibirnya terkatup rapat, mengerucut, membuat pipinya sedikit menggelembung.
Tidak pokoknya tidak!” jawaban Tina.
 “Sebentar saja! Seperempat jam saja!” rajuk Arfin.
Tidak!” jawab Tina sambil menatap Arfin.
“Kenapa!” tukas Arfin dengan cepat.

Kamis, 11 Oktober 2012

Tulisan di Buku Fisika

Cerita  Remaja
Tulisan di Buku Fisika
Oleh  : Pagu  Rutoto

Aku malas pulang. Aku ingin terbang. 
Terbang jauh bersama Dita. Tapi Dita sudah  pulang.  Mulai pagi ini dia bagai langit nan bermendung, saat Dita mengembalikan buku fisikaku, wajah yang tak ramah.
===

SMP Negeri 2 Purbalingga.
   Langit masih  terang  benderang.  Matahari  sudah  lewat  dari  titik kulminasinya. Sekolah sudah selesai hari ini. 
Para siswa sudah banyak yang pulang. Aku menundukkan  kepala. Dita di depanku menatap pohon glodogan yang menjulang  tinggi, angin kering masih bertiup lembut. Menyapu debu tipis di halaman sekolah. Masih beberapa anak di parkiran, ada pula yang di utara lapangan basket.
"Kita harus  pulang!” kataku datar. Dita menganggukan kepala. Bibirnya rapat menyimpan kata-kata. Matanya  menatapku lirih. Aku tak mampu menebak isi hatinya.

Senyum Aneh

Cerita Remaja
Senyum Aneh
Toto Endargo
23Feb2010
Filed under: Antara Kita
Author: totoendargo

Jatuh cinta sungguh sesuatu yang mengesankan namun kadang justru mempersulit diri. Seseorang yang jatuh hati ada kecenderungan mencari-cari kegiatan yang ada hubungannnya dengan idaman hati. 

Tak terkecuali cinta monyet yang sempat menghampiri Dwiana Prihartanto, anak SMP Negeri 2 Purbalingga yang suka nulis puisi ini. Anak kelas 3A ini, tertarik kepada Indah Tarnowati anak kelas 3C. Bara perhatian sudah bersemi sejak sama-sama di SD Purbalingga Wetan 3.
“Dwi, Indah mriyang kae. Bali jam ketiga, pas olahraga. Bali nunggang becak” celethuk Resting Rolina di depan perpustakaan sambil berlalu. Dwiana terkesiap. Jika tidak karena sesuatu yang serius tidak mungkin Indah Tarnowati pulang jam ketiga. Pas olahraga? Jangan-jangan jatuh saat olahraga.

Rabu, 10 Oktober 2012

Dua Idul

DUA IDUL
Toto Endargo

   Seorang pegawai negeri membeli kambing untuk qurban, gaji dari pemerintah adalah andalan kehidupannya, beli kambing pun dengan uang gajinya. Dia sholat Idul Adha hari Selasa, kambing pun dipotong hari Selasa. Temannya pun bercanda: 
   “Gaji ikut pemerintah, sholat ikut Muhammadiyah!” 
   He, he, tentu saja ini sekedar guyon parikena, sekedar bercanda, namun ada makna yang tersirat di dalamnya.

Daftar Nama

Daftar Nama
Toto Endargo

Cerita tentang daftar nama siswa SMP Negeri 2 Purbalingga. Dari tulis tangan, ketikan, dan cetak stensilan. Barangkali dianggap sederhana, hanya sekedar daftar nama, tapi ternyata sebuah daftar nama dan daftar induk siswa memerlukan perhatian serius agar menjadi lebih rapi dan alpabetis. Inilah sedikit tulisan hal tersebut yang dapat saya tulis.

Uniknya Ijazah

UNIKNYA IJAZAH
Toto Endargo

Tulisan guru SD di ijazah SD sangat berperan sebagai data pedoman bagi penulisan-penulisan di tingkat atasnya. Sampai-sampai akte kelahiran yang ditandatangani oleh pejabat pengadilan atau ejaan resmi dalam kamus pun bisa diabaikan, di nomor duakan.
Dunia pendidikan adalah rangkaian kegiatan yang tak pernah usai. Tiap kegiatan memiliki tahapan yang khas. Saling menyambung dan berkaitan. Saya mengalami. Jika dimulai dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), maka tahap akhirnya adalah penulisan dan pembagian ijazah, ada pula pembagian rapor, dan kemudian dilanjutkan lagi dengan kegiatan PPDB, dan seterusnya, berputar lagi tanpa henti. Tanpa henti!

Selasa, 09 Oktober 2012

Budi Ribut Salaman

Salam Ribut
Toto Endargo

Ini kisah di SMP Negeri 2 Purbalingga tahun 1986.

Tentang isi hati seorang jejaka tanggung kepada seorang gadis tetangga kelas. Sang jejaka bernama depan Eko, namun kali ini cenderung dipanggil Ribut.

Menurutnya gadis cantik adalah Ayut, lengkapnya Ruli Agyu Suhesti. Bagi Ribut, Ayut itu cantiknya selangit dan sulit diraih, letaknya tinggi sekali.

Anaknya bermata redup, walau dia tak gagap, namun Ayut termasuk gadis pendiam, tak banyak kata. Ibarat karya sastra dia adalah puisi. Puisi, tak banyak kata namun setiap kata padat makna. Ayut adalah puisi dalam bentuk manusia.

Serius PKK

Serius PKK
Oleh: Toto Endargo

Jumeri melihat anak putri menulis nama tidak lengkap, segera polah usilnya kumat.dan mengubah nama anak. 
***
Bulan Juni, tahun 1986.
Saat menunjukan alamat rumah, terutama tentang nama jalan, ada kalanya ditambahi dengan kata “belakang” di belakang nama jalan. “Rumahnya di Jalan Lawet Belakang”. Kata belakang pada konteks ini ternyata mengandung maksud bahwa posisi rumah tidak persis di pinggir Jalan Lawet. Tapi harus masuk beberapa meter di sebelah kanan atau di sebelah kiri dari Jalan Lawet. Di kanan-kiri jalan tersebut terdapat perkampungan. Hal semacam ini ternyata berlaku juga untuk nama jalan-jalan yang lain.

Tas Pesagi

TAS PESAGI

Purbalingga, Desember 1986.
Bangga dengan sesuatu yang baru adalah wajar. Tas sekolah bentuk segi empat, anak-anak menyebutnya tas pesagi, yang berwarna hitam dikombinasi biru, dengan model tas cangklong, benar-benar baru. Setelah merengek-rengek sebelas hari. Terkabullah keinginannya. Tantenya yang direngeki pun merasa kesal. Navi mendapat “hadiah” tas tersebut. Harganya dua ribu rupiah, setara tiga bulan uang sekolah. Tas baru ini sudah menjadi kebanggaan Navi selama dua hari di sekolahnya.

Usul Juara

Cerita Remaja
USUL JUARA 
Toto Endargo

Di suatu hari. Di tahun 1985. Di saat siang menyengat. Ada kelas tanpa guru. Saya memasuki kelas. Sekedar membuat agar siswa tidak gaduh, tidak mengganggu kelas lain. Di samping itu ingin sekedar menatap siswa putri yang penampilannya membuat saya setiap kali ingin mengulang menatap dirinya.
Sebuah kelas, tidak hanya terisi putra-putri dari negeri Amarta, ada juga yang dari Astina. Ada yang harum bagai melati ada juga seharum bunga wora-wari, ladep dan yang lain. Kutatap isi kelas. Beruntung, ilhlas tidak ikhlas siswa mau memperhatikan saya. He, he, he! Saya pun berceritera.

Tugas Gambar

Cerita Remaja
TUGAS GAMBAR 
Toto Endargo

Hari Kamis. Jam ke empat-lima, pelajaran seni lukis.
Tidak setiap siswa punya watak dan tabiat rajin. Tugas menggambar adalah jenis pekerjaan yang menyebalkan bagi Badrun. Badrun tidak suka. Bayangkan, sudah berusaha menggambar baik-baik, tapi setiap kali hasilnya tetap tidak memuaskan.
“Badrun, bagus sekali lukisanmu!” kata Pak Guru ketika mengamati gambar kotak tiga dimensi yang berwarna biru tipis, memang nampak gambarnya asal jadi. Pak Guru tersenyum.
“Badrun, kamu ada bakat, tapi masih belum berusaha. Gambar lagi ya” kata Pak Guru.
“Bakat terpendam, bloon menonjol, Pak!” celetuk Aris Sasongko.
“Ada bakat, Pak. Bakat nglabur tembok!” celemong Heru.
“Bakatnya menggambar di bantal, Pak. Ngiler!” komentar Puji.
Menyebalkan!

Banyumas – Irreguler


Banyumas – Irreguler

Ternyata Bahasa Banyumas tidak kalah uniknya dengan Bahasa Inggris.
Dalam Bahasa Inggris ada kata sandang yang digunakan untuk menyebutkan kata benda secara individual; the ( the sun, the moon, the sky) maka di Banyumas ada awalan yang bunyinya mirip yaitu de. Awalan ini punya dua makna:
(1)   Pertama “agak” misal pada kata dengonoh (agak kesana) dengeneh (agak kesini).
(2)   Kedua “melakukan suatu pekerjaan secara sengaja”, misal detiliki (ditengok), dejiot (diambil).
Menurut hemat saya Bahasa Banyumas yang baku adalah de bukan di sehingga seperti contoh di atas:
a.      Detiliki bukan ditiliki
b.      Dejiot bukan dijiot
c.       Dekongkon bukan dikongkon
d.      Debenthong bukan dibenthong, dsb

Lah - Dhing


Lah - Dhing

Menyimak lagi dialek Banyumas.
Dialek Banyumasan itu luar biasa. Sejak kecil saya sudah meyadari bahwa dalam dialek Banyumas ada sesuatu yang khas, salah satu di antaranya penggunaan bunyi lah”, sebagai kata seru, bukan akhiran.
Kata lah kebanyakan dipakai pada kalimat-kalimat pendek dan ditaruh di akhir kalimat! Cenderung bermakna sebagai penguat, penegas permintaan/permohonan dari kata yang ada di depannya!

Contoh: 
Aja kaya kuwe lah!                  = mohon jangan seperti hal itu
Mandan nganah lah!              = mohon agak menjauh
Mengko lah!                            = mohon jangan sekarang ( nanti )
Uwis lah!                                 = mohon disudahi
Aja lah!                                   = mohon jangan dilakukan

Dalam bahasa Indonesia “lah” dimasukkan sebagai partikel, akhiran, bukan kata seru. Lah di sini tidak harus berada pada kata di akhir kalimat. Fungsinya terutama hanya sebagai penegas!
Contoh:
Inilah kisah seorang pengembara .....
Begitulah akhir perjalanan .....

Gyeh - Mbok


Gyeh - Mbok

Menyimak lagi dialek Banyumas.
Ada kata gyeh dalam dialek Banyumas. Ketika saya kecil kadang saya menonton orang mluku, membajak sawah, dengan menggunakan tenaga kerbau untuk menarik bajak. Salah satu kata yang diteriakkan oleh sang pembajak adalah, “Gyeh, gyeh, gyeh ....! Jek, jek,  deri .... kalen!” kadang sambil memainkan atau membunyikan pecut, cambuk! Dengan teriakan tersebut si kerbau pun berjalan dengan benar, pada jalur yang benar, lurus membentuk kalen, parit, sesuai kehendak sang pembajak, sesuai bentuk petak sawah. Mencermati tingkah laku keduanya maka maksud bunyi, gyeh adalah jangan, artinya si kerbau disuruh jangan meleng, jangan keluar dari garis bajak yang seharusnya.
Pada kejadian tertentu, terjadi seseorang memanggil orang lain dengan panggilan, “Gyeh!” Terutama kalau yang dipanggil agak jauh dari si pemanggil. Lalu kapan bahasa untuk kerbau ini dijadikan sebagai bahasa untuk manusia? He, he, he!
Berawal dari ceritera di atas, saya ingin bicara pemakaian kata gyeh dalam keseharian.

Dhonge – Toli


Dhonge – Toli

Menyimak lagi dialek Banyumas.
Sering kita dengar ungkapan bahwa, “bahasa menunjukkan bangsa”. Barangkali dengan sedikit bicara tentang dialek Banyumas kita jadi tahu karakter orang Banyumas. Saya yakin bahwa dalam kosa kata yang khas Banyumasan terkandung falsafah hidup orang-orang Banyumas.

Perhatikan kata, “dhonge” pada contoh kalimat berikut:

    Dhonge, qo ya maring nganah, ya!  =  Seharusnya, kamu ya ke sana, ya!
    Dhonge, aja detegor sangkane aub! =  Seharusnya, jangan ditebang supaya teduh!

Normal Kembali

Normal Kembali
Toto Endargo

Dalam bidang kesehatan keluarga, ada kalanya kita harus membuat suatu kesimpulan dari beberapa peristiwa yang pernah kita lihat dan kita alami. Berikut ini adalah ketika Badrun bicara tentang luka dan semacamnya.
“Untuk hidup sehat kita perlu mengenal beberapa pengetahuan tentang luka. Luka pada hakekatnya adalah rusaknya jaringan tubuh” keterangan Badrun saat menularkan ilmunya di depan anggota Korp Suka Rela (KSR), bagian dari PMI,    
“Luka terkena benda tajam di samping merusak juga memutuskan jaringan tubuh sehingga menimbulkan keluarnya darah. Bekas luka semacam ini biasanya tidak mudah untuk kembali normal. Pada kulit tetap tampak bekas goresan”

Fakta Lapangan

Fakta Lapangan

Ada alam sini dan ada alam sana. Pada saatnya kita akan berada di alam sana. Fasilitas yang disediakan oleh alam sana sangat tergantung dari perbuatan yang dilakukan di alam sini. Semakin baik perbuatan di alam sini, semakin baik pula fasilitas yang diterimanya di alam sana.
Nah ketika sampai di alam sana, seseorang yang karena merasa diperlakukan tidak adil, ia melakukan somasi, bertanya ke penjaga alam sana.
“Maaf, saya mau tanya semoga diperkenankan!”
“Oh, silakan! Bertanyalah!”
Maka dengan semangat untuk menuntut fasilitas yang lebih baik, ia bertanya.
“Kenapa fasilitas untuk saya kalah jauh dengan fasilitas orang itu?”
“Hem, maksudnya mengapa Anda yang mantan presiden dan juga juru dakwah, fasilitasnya kalah jauh dengan orang itu yang hanya supir angkutan kota?”
“Betul! Kenapa juru dakwah tidak lebih baik dari supir angkota?”
“Fakta di lapanganlah yang menentukan!” jawab sang penjaga alam sana.
“Maksudnya?”
“Anda sebagai juru dakwah memang jamaahnya banyak, tapi ketika Anda berdakwah para jamaah justru seperti dinina-bobo oleh irama ceramah Anda. Mereka akhirnya banyak yang tertidur, minimal tidur-tidur ayam, dari pada yang berdzikir mengingat Allah!”
“Ah….. Lalu?”
“Lain dengan supir angkota! Dia memang sepertinya tidak berdakwah, tapi seluruh jamaahnya, penumpangnya, seratus persen, sepanjang bersamanya, berdzikir dengan khusu’ dan sangat serius, memohon ampunan Allah!”
“Lho, maksudnya?”
“Dia kan supir angkota yang suka ngebut. Sehingga begitu ia menjalankan kendaraannya, maka seketika itu juga, seluruh penumpang, sepanjang perjalanan, terus-menerus berdzikir! Astaghfirullah, Astaghfirullah, … terus begitu, atau bacaan yang lain, dengan sepenuh jiwa raganya! Seratus persen serius!”
Astaghfirullah hal azim!

He, he, tulisan ini pada intinya hanya mengulang “guyonan” Gus Dur yang pernah saya baca di sebuah situs.

My Body is Not Delicious ..!

MY BODY IS NOT DELICIOUS!

Jangan tergesa-gesa untuk berpikir ngeres setelah anda membaca judulnya, tapi simak saja dulu ceritanya. Begini ceritanya. Sahabat saya bekerja sebagai karyawati pada sebuah perusahaan swasta berskala nasional, sebagai Staff Accounting. Kebetulan pada saat itu baru saja terjadi pergantian jabatan pada posisi GM (General Manager). Sang GM yang baru itu sering kali secara tiba-tiba masuk ke ruangan-ruangan mana saja yang diminatinya sekedar untuk “sidak” ataupun berbincang sekedarnya dengan karyawa yang ada. Mungkin itu salah satu “trik” nya untuk mendapatkan gambaran situasi seperti yang diinginkannya. Menurut gossip yang beredar di lingkungan karyawan, Saang GM baru terkenal sangat teliti bahkan sampai urusan presensi karyawan di setiap divisi. Gosssip yang lain bahwa Sang GM sering berbicara menggunakan bahasa Inggris dalam keseharian.

SAYATAN MELINTANG

Cerita Remaja
SAYATAN MELINTANG
Toto Endargo

Dokter bedah kandungan, dr. Warasno, Sp OG dibuat senam otak ketika si cantik teman SMA, Lara Anteng, datang ke tempat prakteknya. Hasil diagnosa jelas: Kista Ovarium. Ada dua cara mengatasinya Laparoskopi atau Laparotomi. Hem, sesuai fasilitas yang tersedia di rumah sakitnya, tindakan yang bisa dilakukannya adalah Laparotomi, pembedahan perut sampai membuka selaput perut. 
Etika kedokteran agar tidak terlibat secara emosi dengan pasiennya untuk kali ini tidak berlaku bagi dr. Warasno, Sp OG. Sepuluh semester ia tempuh untuk menjadi dokter bedah namun demi keselamatan Lara Anteng, dia perlu membuka kembali buku tentang operasi kista ovarium. Dengan tangannya dia harus membuka abdomen Lara Anteng, wanita yang pernah disimpan di kalbunya dengan penuh kekaguman.
“Dengan scalpel, sayat melintang! Sekitar sepuluh centimeter dibawah pusar!” gumamnya setelah membaca buku. “Sayat melintang, lima sampai sepuluh centimeter, sayatan dimulai dari kiri, ke kanan!”

Herpestes Javanicus



Herpestes Javanicus

Bagi siswa ceritera adalah hal yang menarik. Mencermati hal tersebut maka ceritera dapat digunakan untuk “menghibur” siswa saya yang perlu perhatian lebih.
Pernah suatu ketika saya berhenti mengajar dan langsung minta perhatian siswa bahwa saya punya sebuah ceritera yang harus mereka dengarkan. Semacam “Breaking Story”. Siswa tentu saja senang kalau mendengarkan ceritera. Inilah salah satu ceritera saya.
“Tolong dengarkan  saya mau cerita!” saya mengawali ceritera. Siswa saya umumnya langsung memperhatikan. Barangkali mereka berharap saya akan berceritera yang bernuansa jenaka.

Hanya Berdua

Hanya Berdua
Toto Endargo

Alkisah, seorang siswa SMP. Dibilang pintar, tidak juga, tinggi, tidak juga, usia ya umum. Namun ciri khasnya adalah kumisnya yang lebih tebal dari semestinya. Jika temannya baru mencuat seperenam belas centimeter, kumisnya sudah seperempat centimeter dan memenuhi bawah hidungnya.
Dia disayang teman-temannya. Ia berbudi baik, suka menolong. Maka wajar jika dia dipanggil Si Kumis Berbudi. Dan sesuai adat, seorang anak cenderung dipanggil dengan dua suku kata terakhir, maka ia dipanggil Budi.