Selasa, 09 Oktober 2012

Fakta Lapangan

Fakta Lapangan

Ada alam sini dan ada alam sana. Pada saatnya kita akan berada di alam sana. Fasilitas yang disediakan oleh alam sana sangat tergantung dari perbuatan yang dilakukan di alam sini. Semakin baik perbuatan di alam sini, semakin baik pula fasilitas yang diterimanya di alam sana.
Nah ketika sampai di alam sana, seseorang yang karena merasa diperlakukan tidak adil, ia melakukan somasi, bertanya ke penjaga alam sana.
“Maaf, saya mau tanya semoga diperkenankan!”
“Oh, silakan! Bertanyalah!”
Maka dengan semangat untuk menuntut fasilitas yang lebih baik, ia bertanya.
“Kenapa fasilitas untuk saya kalah jauh dengan fasilitas orang itu?”
“Hem, maksudnya mengapa Anda yang mantan presiden dan juga juru dakwah, fasilitasnya kalah jauh dengan orang itu yang hanya supir angkutan kota?”
“Betul! Kenapa juru dakwah tidak lebih baik dari supir angkota?”
“Fakta di lapanganlah yang menentukan!” jawab sang penjaga alam sana.
“Maksudnya?”
“Anda sebagai juru dakwah memang jamaahnya banyak, tapi ketika Anda berdakwah para jamaah justru seperti dinina-bobo oleh irama ceramah Anda. Mereka akhirnya banyak yang tertidur, minimal tidur-tidur ayam, dari pada yang berdzikir mengingat Allah!”
“Ah….. Lalu?”
“Lain dengan supir angkota! Dia memang sepertinya tidak berdakwah, tapi seluruh jamaahnya, penumpangnya, seratus persen, sepanjang bersamanya, berdzikir dengan khusu’ dan sangat serius, memohon ampunan Allah!”
“Lho, maksudnya?”
“Dia kan supir angkota yang suka ngebut. Sehingga begitu ia menjalankan kendaraannya, maka seketika itu juga, seluruh penumpang, sepanjang perjalanan, terus-menerus berdzikir! Astaghfirullah, Astaghfirullah, … terus begitu, atau bacaan yang lain, dengan sepenuh jiwa raganya! Seratus persen serius!”
Astaghfirullah hal azim!

He, he, tulisan ini pada intinya hanya mengulang “guyonan” Gus Dur yang pernah saya baca di sebuah situs.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar