Rabu, 27 November 2013

GENDHING WITING KLAPA

Gendhing dan Catatan

Gendhing Witing Klapa
Saking Ringgit: Ki Sugino Siswocarito


Witing klapa jawata ing ngarcapadha
Salugune wong wanita
Dasar nyata kula sampun njajah praja
Ing Ngayogya - Surakarta

Sekar kawis, cinawis sekar melati
Dasar manis merak ati
Aduh Gusti sun rewangi pati geni
Pitung dina, pitung bengi




   Terkenang sekitar tahun 1980. Di SMP Negeri 2 Purbalngga siswa dan guru jika istirahat berkenan untuk menabuh gamelan, karena memiliki dua pangkon gamelan. Ada Pak Iman Radjuki, Pak Ribut Pratomo, Pak Bambang Gumono, Pak Edy Wiratno, Pak Darso, Ibu Tumini, dan yang lain.
   Gendhing Witing Klapa menjadi salah satu yang dikumandangkan. Syairnya tampak sederhana, namun ada kesulitan untuk memahami makna secara utuh. Terutama pada kata "Salugune wong wanita, dasar nyata kula sampun njajah praja, ing Ngayogya - Surakarta". Bayangan saya adalah kebanggaan seorang wanita yang sudah melakukan pengembaraan di dua negara, Yogyakarta dan Surakarta. Mungkinkah!
   Kini, seiring dengan waktu. Barangkali inilah sesungguhnya arah inti syair lagu Witing Klapa.

  Wangsalan:
Kalimat yang mengandung tebakan, jawaban tebakan akan menjadi akar kata dari kata yang sesungguhnya diinginkan.
Witing klapa = Batang kelapa, namanya “glugu” kata ini untuk membentuk kata “salugune”
Jawata ing ngarcapadha = Dewa di bumi, orang atau “wong” untuk membentuk kata "wong"
Sa-lugu-ne wong wanita

  Parikan
Sekar kawis = Bunga pohon Kawis -- bersajak dengan kata “dasar manis”
Cinawis sekar melati = disajikan bunga Melati --- bersajak dengan kata “merak ati”

  Catatan:
Sebuah lirik yang menceriterakan tentang kekaguman seorang lelaki terhadap seorang perempuan
Ia sudah pergi menjelajahi dua negeri, Yogyakarta dan Surakarta, namun hanya satu wanita yang paling menawan, tidak ditemuinya yang lain selain yang satu itu.
Ia rela berprihatin selama tujuh hari tujuh malam agar tercapai hasrat hati untuk memilikinya.

Terjemahan bebas:

Witing klapa, jawata ing ngarcapadha
Sesunguhnyalah seorang perempuan
(yang sangat menawan)
Memang benar saya sudah menjelajahi negara
Negeri Yogyakarta  dan Surakarta
(namun tidak juga bertemu dengan wanita semenawan dia)

Sekar kawis, cinawis sekar melati
Dasar manis, menarik hati
Aduh Gusti, saya rela tidak makan tidak minum
Selama tujuh hari, tujuh malam




Tidak ada komentar:

Posting Komentar