Gendhing dan Catatan
Gendhing
Witing Klapa
Saking Ringgit: Ki Sugino Siswocarito
Witing
klapa jawata ing ngarcapadha
Salugune
wong wanita
Dasar
nyata kula sampun njajah praja
Ing Ngayogya - Surakarta
Sekar
kawis, cinawis sekar melati
Dasar
manis merak ati
Aduh
Gusti sun rewangi pati geni
Pitung
dina, pitung bengi
Terkenang sekitar tahun 1980. Di SMP Negeri 2 Purbalngga siswa dan guru jika istirahat berkenan untuk menabuh gamelan, karena memiliki dua pangkon gamelan. Ada Pak Iman Radjuki, Pak Ribut Pratomo, Pak Bambang Gumono, Pak Edy Wiratno, Pak Darso, Ibu Tumini, dan yang lain.
Gendhing Witing Klapa menjadi salah satu yang dikumandangkan. Syairnya tampak sederhana, namun ada kesulitan untuk memahami makna secara utuh. Terutama pada kata "Salugune wong wanita, dasar nyata kula sampun njajah praja, ing Ngayogya - Surakarta". Bayangan saya adalah kebanggaan seorang wanita yang sudah melakukan pengembaraan di dua negara, Yogyakarta dan Surakarta. Mungkinkah!
Kini, seiring dengan waktu. Barangkali inilah sesungguhnya arah inti syair lagu Witing Klapa.
Gendhing Witing Klapa menjadi salah satu yang dikumandangkan. Syairnya tampak sederhana, namun ada kesulitan untuk memahami makna secara utuh. Terutama pada kata "Salugune wong wanita, dasar nyata kula sampun njajah praja, ing Ngayogya - Surakarta". Bayangan saya adalah kebanggaan seorang wanita yang sudah melakukan pengembaraan di dua negara, Yogyakarta dan Surakarta. Mungkinkah!
Kini, seiring dengan waktu. Barangkali inilah sesungguhnya arah inti syair lagu Witing Klapa.
Wangsalan:
Kalimat yang
mengandung tebakan, jawaban tebakan akan menjadi akar kata dari kata yang
sesungguhnya diinginkan.
Witing klapa = Batang kelapa, namanya “glugu” kata ini untuk membentuk kata “salugune”
Jawata ing ngarcapadha = Dewa di bumi, orang atau “wong” untuk membentuk kata "wong"
Sa-lugu-ne
wong wanita
Parikan
Sekar kawis
= Bunga pohon Kawis -- bersajak dengan kata “dasar manis”
Cinawis
sekar melati = disajikan bunga Melati --- bersajak dengan kata “merak ati”
Catatan:
Sebuah lirik yang menceriterakan tentang kekaguman seorang lelaki terhadap seorang perempuan
Ia sudah pergi menjelajahi dua negeri, Yogyakarta dan Surakarta, namun hanya satu wanita yang paling menawan, tidak ditemuinya yang lain selain yang satu itu.
Ia rela berprihatin selama tujuh hari tujuh malam agar tercapai hasrat hati untuk memilikinya.
Ia sudah pergi menjelajahi dua negeri, Yogyakarta dan Surakarta, namun hanya satu wanita yang paling menawan, tidak ditemuinya yang lain selain yang satu itu.
Ia rela berprihatin selama tujuh hari tujuh malam agar tercapai hasrat hati untuk memilikinya.
Terjemahan bebas:
Witing
klapa, jawata ing ngarcapadha
Sesunguhnyalah seorang perempuan
(yang sangat menawan)
(yang sangat menawan)
Memang benar
saya sudah menjelajahi negara
Negeri Yogyakarta
dan Surakarta
(namun tidak juga bertemu dengan wanita semenawan dia)
(namun tidak juga bertemu dengan wanita semenawan dia)
Sekar kawis,
cinawis sekar melati
Dasar manis,
menarik hati
Aduh Gusti,
saya rela tidak makan tidak minum
Selama tujuh
hari, tujuh malam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar