Rabu, 23 April 2014

KENAPA JADI BEGINI

Cerita Remaja
KENAPA JADI BEGINI
Oleh: Pagu Rutoto

Hari Selasa Pahing, 7 Maret 2000
Perpustakaan SMP Negeri 2 Purbalingga.
“Kenapa jadi begini?” gumam Argo perlahan. Ditundukkannya mukanya. Ia sandarkan tubuhnya ke salah satu tiang penyangga serambi ruang perpustakaan, dekat kotak Majalah Dinding. Pikirannya kacau. Antara menyesal, kesal, dan ingin menangis. Tiga perasaan berbaur menjadi satu dalam pikiran dan hatinya. Kecewa dan nelangsa. Ia telah dianggap sebagai sesuatu yang tak berguna, sesuatu yang tidak berharga oleh seorang gadis. Dita! Kenyataan pahit telah menimpanya siang ini.
Argo Widyaseta, anak kelas tiga yang pikirannya sedang pepat ini berjalan perlahan. Pulang! Ia ingin sendiri.

Minggu, 20 April 2014

KARANG - MACAN DI CIREBON

Catatan dari Cirebon 3

BATU KARANG DAN MACAN
Toto Endargo

Batu karang ada yang berwarna putih, yang banyak berserakan di tepi pantai. Asalnya dari dasar laut. Namanya hanya satu  Batu Karang.
Lalu ada lagi batu karang yang ada di daratan berwarna kehitaman, disebut watu kodhok, atau watu bangkong. Bangkong atau katak puru adalah katak yang hidupnya di daratan. Bangkong suka bermukim di antara tumpukan batu karang hitam ini. Maka batu ini disebut "watu bangkong", batu tempat bangkong bermukim. 
Watu bangkong ujudnya; padat, kasar, dapat melukai tangan, ada yang runcing, kuat, cenderung besar-besar, dan berlubang-lubang. 

Selasa, 15 April 2014

OKTAGONAL DI CIREBON

 Catatan dari Cirebon 2

BINTANG SEGI DELAPAN
Toto Endargo

Tertarik pada sebuah sudut bangunan kuno adalah salah satu langkah untuk menikmati karya seni, hasil budaya nenek moyang kita. Hal yang mengasyikan. Dengan fasilitas teknologi, bahan, dan alat yang pasti masih sangat terbatas namun dapat menghasilkan karya seni yang mengagumkan.
Karena ke keraton maka yang dilihat adalah bangunan istana, rumah kediaman raja. Bangunan megah di Jawa cenderung disebut sebagai “rumah tikelan” artinya pada bangunan tersebut terdapat pemasangan balok kayu yang bertingkat (tikel=tingkat). Umum mengenal rumah tikelan adalah bentuk joglo.

Minggu, 13 April 2014

MEGA DI CIREBON

Catatan dari Cirebon 1

MOTIF MEGA DI CIREBON
Toto Endargo

Alam memberi inspirasi kepada manusia untuk membuat karya seni rupa dengan motif-motif yang khas. Awan di langit biru dituangkan dalam lukisan bahkan ukiran dan relief. 
  Motif awan atau mega sangat populer di Cirebon. Dapat dikatakan motif mega sejak dahulu menjadi ciri khas, identitas Cirebon. Motif awan Cirebon berbeda dengan motif awan dari China. Motif awan dari Tiongkok tekukan garisnya membentuk sudut 90 derajat. Perhatikan keberadaan motif mega yang ada di beberapa tempat berikut ini;

Di Keraton Kasepuhan
Keraton Kasepuhan Cirebon atau Keraton Pakungwati, dari sinilah mungkin cikal bakal motif awan menjadi identitas Kota Cirebon. 
Keraton sebagai pusat pemerintahan, pusat budaya, pusat adat istiadat, maka wajar menjadi sumber inspirasi bagi rakyatnya para seniman. Perhatikan puncak gapura di depan pendapa, relief hiasan di atap Keraton, nyata dihias dengan motif awan khas Cirebon. Bahkan di pangkal pilar gapura dihias motif awan pula. Jika keraton ini dibangun pada sekitar tahun 1452 M maka sudah sekitar enam abad keberadaan motif awan di Keraton Kasepuhan Cirebon ini.