Sabtu, 06 November 2021

Virus Si Lelembut

Virus Si Lelembut 
Toto Endargo
"Hayo, Pak Guru, janji crita virus!" 
"Iya. Crita siki?" 
"Nggih, Pak!" 
"Sethithik bae, ya!" 
"Nggih!" 
Virus itu lelembut, tapi bukan hantu, makhluk lembut (sel) yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa, apalagi dengan mata wadag. Saking lembutnya, dia tidak mampu menggandakan dirinya secara mandiri, baik dengan membelah diri, bertelur, apalagi dengan beranak-pinak. 
Maka untuk menggandakan dirinya, dia nunut kepada lelembut lain, atau nunut sel lain, yang mampu membelah diri, mampu berkembang biak. Caranya adalah dengan memasukkan dirinya ke sel sasaran, sel apa saja, bisa sel pada tumbuhan, sel pada hewan, sel pada manusia, bahkan bisa memasukkan dirinya ke dalam diri bakteri. 
Virus minimal tersusun dari tiga bagian yaitu: protein inti, protein pengikat, protein spike. Untuk mudahnya saya sebut bagian: badan, kulit dan sungut
Dengan mencermati badannya dapat diketahui, virus itu termasuk ke dalam virus apa. Bisa golongan virus influenza, bisa virus HIV, virus Corona, virus Ebola, virus Herpes Simpleks, atau virus yang lain. 
Sama-sama virus influenza, karena dicermati dari badannya yang sama; Tetapi karena kulitnya berbeda, maka antara virus influenza tersebut, disebut sebagai beda "strain". Jadi istilah "strain" adalah menunjukkan virus dari golongan yang sama, tetapi beda kulitnya, beda protein pengikatnya. Beda kulit. 
Sama-sama virus Corona, karena badannya sama, kulitnya sama; Tetapi karena sungutnya berbeda, maka antara virus Corona tersebut, disebut beda "varian". Jadi istilah "varian" adalah menunjukkan virus dari golongan yang sama, tetapi sungutnya berbeda, berbeda protein spike-nya. Beda sungut. 
Begitulah maka code atau identitas virus, selalu berlanjut, ada-ada saja. Walaupun sama-sama, misalnya, virus Corona, karena kulitnya/sungutnya berbeda, maka code atau identitasnya berbeda. Maka, jika ada berita, "virus varian baru!" 
Berarti virus yang kemarin itu, bisa saja sekarang, saat ini, sungutnya sudah berbeda, sudah berubah. Padahal setiap produk baru, biasanya, cenderung lebih canggih, jadi kalau ada virus varian baru, berarti, juga, virus yang cenderung lebih canggih, lebih kebal, lebih bandel bahkan mungkin lebih ganas. 
"Duh, lelembutnya bisa lebih ganas ya, Pak?" 
"Iya, kanggone sing percaya!" 
"Napa, wonten sing dereng pitados?" 
"Ya, ana. Wong, ya, dhewek-dhewek!" 
"Terus, bagaimana cara mengatasinya?" 
"Cara saya, apa cara pemerintah?" 
"Cara pemerintah sudah banyak di sosmed, 5 M + vaksin, Pak!" "Iya, ya!" 
"Cara, Pak Guru, gimana, Pak?" 
"Caranya, setiap hari harus melakukan upaya membasmi virus yang ada di tubuh dan yang ada di sekitar kita!" 
"Cara membasminya, Pak, bagaimana?" 
"Hehe..., besok-besok saja, saya cerita!" 
"Lho, kok besok?!" 
"Iya, mbok, kamu menilai saya bohong!" 
"Enggaklah, Pak!" 
"Tapi, yang jelas, saya melakukannya dan hasilnya saya sehat!" 
"Oh, ternyata, Pak Guru, punya kiat juga untuk mengatasi virus!" 
"Ya. Begitulah!" 
"Pak Guru, ngapunten! Sementara, maturnuwun, nggih, Pak!" 
"Maturnuwun, koh, sementara! Sebabe?" 
"Supados Pak Guru, ngenjang, ngendikan malih!" 
"Lah, ya, angger kober!" 
"Nggih, kober mawon!" 
"Mbuh!" 
Hehe .. . 
Semoga bermanfaat 
Maturnuwun. 
Ngapunten Sedang sedikit cerita 
Nuwun 
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar