STAMBUL
DANGDUT
Toto Endargo
He,
he, ini jelas judul dan istilah “ngawur” dari seorang Toto Endargo. Hanya
sekedar nulis dan semoga bermanfaat. Tulisan ini berawal dari ketika saya
menyimak lagu Kembang Kacang dari penyanyi Waljinah. Ternyata ketika Waljinah menyanyi,
sebelum sampai kepada pokok lagu Kembang Kacang ia mengawali dengan nyanyian
yang disebut bawa, liriknya “Aja Turu Sore, Kaki!”
“Aja
Turu Sore, Kaki!” lagunya mendayu-dayu, enak dinikmati. Dan liriknya juga luar
biasa, mengandung falsafah supaya kita selalu waspada, prihatin, dan bersyukur
dalam segala suasana. Dengan sikap tersebut insya Allah kita mendapatkan berkah
karunia kebahagiaan, dihindarkan dari mara bahaya dan mendapat kecukupan
sandang dan pangan.
Lengkapnya
demikian:
Aja turu sore, Kaki!
Ana dewa langlang jagad;
nyangking bokor kencanane;
isine donga tetulak,
sandhang lawan pangan;
yaiku bagianipun,
wong melek, sabar, narima.
Jangan tidur sore-sore, Saudara
Ada dewa yang melanglang jagat
Sambil membawa bejana dari emas
Berisi doa-doa penolak mara-bahaya
Juga berisi sandang-pangan
Dan akan dibagikan kepada:
Orang-orang yang terjaga, sabar dan narima
*) Narima = menerima dengan ikhlas
dan mensyukuri apa saja yang diyakini telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa.
Sekali
lagi bahwa lirik dan lagu di atas diambil dari bawa lagu Kembang Kacang oleh
Waljinah. “Bawa” adalah tembang pengantar sebelum sampai kepada lagu pokok. Jadi
dalam lagu Kembang Kacang – Waljinah ini ada bawanya, ada pengantarnya. Pengantarnya
adalah irama lagu Asmarandana, dengan lirik “Aja Turu Sore, Kaki!” Lirik yang
diambil dari wejangan pujangga Jawa.
Di
dunia keroncong ada istilah “stambul”. Stambul sedikit mirip dengan bawa. Ada
beberapa lagu keroncong yang menggunakan judul stambul. Setiap lagu stambul,
seperti diawali dengan menggunakan “bawa”. Diawali dengan beberapa kata yang
dilagukan tanpa iringan musik lengkap lalu segera pula lirik lagu diiringi dengan alat musik lengkap sehingga menjadi lebih keren dan asyik dinikmati.
Misal
Stambul Baju Biru, Stambul Dewi Murni, Stambul Terkenang-kenang, dll. Tentu
saja untuk istilah dan masalah stambul ini ada aturannya, ada pedomannya, ada tokohnya dan ada
cara-cara khusus yang bersifat keilmuan untuk menciptakan lagu berirama stambul ini. Pada lagu keroncong ada hal yang asyik lagi yaitu saat dalam lagu ada sejenak jeda, diam, greg... ....... nyanyi lagi!
===
Stambul Dangdut
Selanjutnya
jika kita amati pada lagu dangdut, pun ada lagu yang menggunakan semacam “bawa”.
Saya menyebutnya sebagai Stambul Dangdut.
Lirik "bawa" cenderung sudah menggambarkan suasana atau
tema syair lagu yang segera tersaji. Bagi penyanyi yang cakap bernyanyi,
"bawa" ini cenderung digunakan untuk pamer kemampuan vokal dan
kemampuan kemapanan cengkok irama lagu.
Misal
lagu:
1. Stambul Terbayang-bayang – H. Ona Sutra,
2. Stambul Laksamana Raja di Laut – Iyeth
Bustami,
3. Stambul Doa Suci – Elvy Sukaesih
4. Stambul Kembalikan Dia – Asep Irama,
5. Stambul Pacar Dunia Akhirat – Rita Sugiarto,
6. Stambul Pelaminan Kelabu – H. Mansyur S.
7. Stambul Khana – H. Mansyur S.
8. Stambul Hartati – Mansyur S.
Berikut
saya sajikan “bawa” dari Stambul Dangdut. Dan rupanya, setahu saya, H. Rhoma
Irama yang disebut sebagai raja dangdut juga sempat bikin lagu model stambul ini, sedang Yus Yunus, Muchsin Alatas, Meggi Z juga menyanyikan lagu model Stambul Dangdut.
Silakan
jika ingin membacanya sambil melagukan dan belagu!
1. Stambul Terbayang-bayang
– H. Ona Sutra,
Nostalgia
masa berpacaran
Yang tak
dapat terlupakan
Terbayang-bayang
di mata
Tak luput
dari pandangan
2. Stambul Laksamana Raja di Laut – Iyeth Bustami,
Zapin, aku
dendangkan
Lagu Melayu
Pelipur hati
Pelipur lara
3. Stambul Doa Suci – Elvy Sukaesih
Doaku padamu,
Ooh...
Tuhan....
Demi cinta
nan suci....
Kembalikanlah
segera aku kepadanya
4. Stambul Kembalikan Dia – Asep Irama
Tuhan…,
Tolonglah,
hambamu
Dari
sengsara… sengsara…
Karena cinta…
5. Stambul Pacar Dunia Akhirat – Rita Sugiarto,
Hari ini saya
umumkan
Pada bulan, pada bintang
Dapatkah
kumiliki
Seorang
kekasih dunia akhirat
6. Stambul Pelaminan
Kelabu – Mansyur S.,
Kau bagaikan
Rahwana
Mencuri Dewi
Shinta
Dari tangan
Sri Rama
7. Stambul Khana –
Mansyur S.,
Uh...,
uh...., uh.....
Ouh ......
Khana...
Khana,
Khana ...
Engkaulah gadis India
Engkaulah gadis India
8. Stambul Hartati
– Mansyur S.,
Syair dan
laguku
Untukmu kasih
Yang lama
kutinggalkan selama ini,
Janganlah kau
menyangka aku tak setia
· Khusus untuk lagu Satmbul Khana dan Stambul Hartati
dari H. Mansyur S. ini cukup unik sebab “bawa” yang dinyanyikannya menggunakan
dua model. Tiga baris pertama dinyanyikan penuh seperti “bawa” di
lagu-lagu Jawa. Sedang baris ke empat dinyanyikan seperti stambul pada lagu
keroncong, sampai pertengahan kalimat segera diiringi musik.
Demikian
tulisan sederhana tentang Stambul Dangdut. Dan barangkali istilah umum yang tepat adalah "rall". Menyajikan "rall" perlu kehati-hatian yang khusus dalam pengambilan nada dan nafas. Karena dalam "rall" sering kali banyak liukan dan lika-liku nada yang berubah-ubah dari nada minor ke mayor, dari mayor ke minor maupun bisa juga harus melewati overtone. Jika terpeleset saat meliuk pendengar akan dapat mendengarnya dengan jelas.
Tentu saja tulisan ini sangat dangkal jika ditinjau dari segi keilmuan. Namun saya selalu berharap agar tulisan ini dapat dijadikan sebagai tinjauan awal dari tulisan berikutnya tentang dinamika dan keaneragaman seni musik di tanah air.
Tentu saja tulisan ini sangat dangkal jika ditinjau dari segi keilmuan. Namun saya selalu berharap agar tulisan ini dapat dijadikan sebagai tinjauan awal dari tulisan berikutnya tentang dinamika dan keaneragaman seni musik di tanah air.
Hidup
Stambul Dangdut!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar