Politik Dalam Pewayangan (14): Terbidik Lemah – Begawan Sempani Tewas
Politik Dalam Pewayangan dan Kehidupan Nyata
Cerita Pewayangan
Begawan Sempani adalah seorang pertapa sakti yang memiliki
kesaktian luar biasa. Ia mampu menghidupkan kembali anak angkatnya, Jayajatra,
meskipun dalam kondisi telah tewas. Dengan kesaktiannya, Jayajatra yang telah
mati tetap dapat bergerak seperti robot, kedua tangannya menggenggam keris dan
pedang, menebas puluhan prajurit Pandawa.
Kresna yang memahami kesaktian dan kelemahan Begawan
Sempani segera mencari cara untuk mengalahkannya. Ia mengutus Arjuna untuk
memanah kepala Jayajatra dan merapal mantra agar kepala tersebut terlempar dan
jatuh tepat di pangkuan Begawan Sempani. Saat kepala Jayajatra jatuh di
pangkuannya, Begawan Sempani terkejut luar biasa, seketika kehilangan kekuatan
dan akhirnya tewas.
Korelasi dengan Politik di Indonesia
Dalam dunia politik Indonesia, setiap anggota legislatif
atau pejabat eksekutif memiliki kedudukan dan kekuasaan istimewa. Namun, di
balik kekuasaan tersebut, mereka juga memiliki kelemahan yang dapat menjadi titik bidik kejatuhan mereka. Sama
seperti Begawan Sempani yang memiliki kemampuan luar biasa tetapi tetap memiliki celah yang bisa dimanfaatkan
lawannya.
Jika seseorang memiliki kekuasaan, tetapi kelemahannya terbidik,
terekspos di hadapan publik atau diungkap oleh pihak berwenang, maka karier
politiknya bisa berakhir seketika. Peristiwa ini sering terjadi dalam dunia
politik Indonesia, di mana banyak pejabat dan anggota legislatif mengalami
kejatuhan setelah tersandung skandal besar, seperti korupsi, suap, atau skandal
lain yang mencoreng nama baik mereka.
Fakta di persidangan menjadi titik penentu. Jika seseorang
dinyatakan bersalah, maka karier politiknya hampir pasti berakhir. Beberapa
contoh kasus yang pernah mengguncang dunia politik Indonesia antara lain:
- Angelina Sondakh – Terlibat kasus korupsi dalam proyek pembangunan wisma atlet
SEA Games.
- Sutan Bhatoegana – Terjerat kasus korupsi dalam sektor energi.
- Johny G. Plate – Tersandung kasus korupsi dalam proyek pengadaan
infrastruktur.
- Setya Novanto – Terlibat dalam skandal korupsi e-KTP.
- Edhy Prabowo – Tersangkut kasus suap dalam ekspor benih lobster.
- Bowo Sidik Pangarso – Tertangkap dalam kasus suap terkait distribusi pupuk.
- Zumi Zola
– Terseret kasus gratifikasi dan suap saat menjabat sebagai gubernur.
- I Nyoman Dharmantara - Tersangkut kasus suap dalam impor bawang putih.
Nama-nama tersebut hanyalah sebagian kecil dari deretan
pejabat yang mengalami kejatuhan akibat kasus-kasus yang menjadi kelemahan
mereka. Seperti Begawan Sempani yang terkena lemparan kepala Jayajatra, para
pejabat ini pun tumbang setelah kelemahan mereka terekspos ke publik.
Belajar dari Pewayangan
Dari kisah Begawan Sempani, ada beberapa pelajaran penting
yang bisa kita petik, terutama dalam dunia politik:
- Kekuatan tidak menjamin keberlanjutan – Sebesar apa pun kekuatan yang dimiliki seseorang, jika
memiliki titik lemah yang dapat dimanfaatkan lawan, maka ia tetap bisa
dikalahkan.
- Kepemimpinan harus dilandasi moralitas – Seorang pemimpin yang berpegang pada nilai moral dan etika
yang kuat akan lebih sulit dijatuhkan, karena tidak memiliki celah bagi
lawan untuk menyerangnya.
- Keterbukaan dan integritas adalah kunci – Dalam dunia politik, transparansi dan kejujuran menjadi
modal utama agar tidak mudah tergelincir dalam skandal yang dapat
menghancurkan karier.
Penutup
Seperti dalam kisah Begawan Sempani, politik di dunia nyata
juga mengenal jatuh dan bangunnya para pemimpin. Kelemahan yang disembunyikan
bisa menjadi bumerang ketika terungkap. Oleh karena itu, seorang pemimpin
sejati harus memiliki karakter yang kuat, integritas yang tinggi, serta
keberanian untuk berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran.
Semoga artikel ini memberikan wawasan bagi kita semua dalam
memahami dunia politik, baik dalam pewayangan maupun kehidupan nyata. Maturnuwun.
Toto Endargo
Catatan: Artikel ini pernah
dimuat di Kompasiana
#totoendargo
#purbalingga
#kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar