Kamis, 05 Juni 2025

Politik Dalam Pewayangan (14): Terbidik Lemah – Begawan Sempani Tewas

 

Politik Dalam Pewayangan (14): Terbidik Lemah – Begawan Sempani Tewas

Politik Dalam Pewayangan dan Kehidupan Nyata

Cerita Pewayangan

Begawan Sempani adalah seorang pertapa sakti yang memiliki kesaktian luar biasa. Ia mampu menghidupkan kembali anak angkatnya, Jayajatra, meskipun dalam kondisi telah tewas. Dengan kesaktiannya, Jayajatra yang telah mati tetap dapat bergerak seperti robot, kedua tangannya menggenggam keris dan pedang, menebas puluhan prajurit Pandawa.

Kresna yang memahami kesaktian dan kelemahan Begawan Sempani segera mencari cara untuk mengalahkannya. Ia mengutus Arjuna untuk memanah kepala Jayajatra dan merapal mantra agar kepala tersebut terlempar dan jatuh tepat di pangkuan Begawan Sempani. Saat kepala Jayajatra jatuh di pangkuannya, Begawan Sempani terkejut luar biasa, seketika kehilangan kekuatan dan akhirnya tewas.

Korelasi dengan Politik di Indonesia

Dalam dunia politik Indonesia, setiap anggota legislatif atau pejabat eksekutif memiliki kedudukan dan kekuasaan istimewa. Namun, di balik kekuasaan tersebut, mereka juga memiliki kelemahan yang dapat menjadi titik bidik kejatuhan mereka. Sama seperti Begawan Sempani yang memiliki kemampuan luar biasa tetapi tetap memiliki celah yang bisa dimanfaatkan lawannya.

Jika seseorang memiliki kekuasaan, tetapi kelemahannya terbidik, terekspos di hadapan publik atau diungkap oleh pihak berwenang, maka karier politiknya bisa berakhir seketika. Peristiwa ini sering terjadi dalam dunia politik Indonesia, di mana banyak pejabat dan anggota legislatif mengalami kejatuhan setelah tersandung skandal besar, seperti korupsi, suap, atau skandal lain yang mencoreng nama baik mereka.

Fakta di persidangan menjadi titik penentu. Jika seseorang dinyatakan bersalah, maka karier politiknya hampir pasti berakhir. Beberapa contoh kasus yang pernah mengguncang dunia politik Indonesia antara lain:

  • Angelina Sondakh – Terlibat kasus korupsi dalam proyek pembangunan wisma atlet SEA Games.
  • Sutan Bhatoegana – Terjerat kasus korupsi dalam sektor energi.
  • Johny G. Plate – Tersandung kasus korupsi dalam proyek pengadaan infrastruktur.
  • Setya Novanto – Terlibat dalam skandal korupsi e-KTP.
  • Edhy Prabowo – Tersangkut kasus suap dalam ekspor benih lobster.
  • Bowo Sidik Pangarso – Tertangkap dalam kasus suap terkait distribusi pupuk.
  • Zumi Zola – Terseret kasus gratifikasi dan suap saat menjabat sebagai gubernur.
  • I Nyoman Dharmantara - Tersangkut kasus suap dalam impor bawang putih.

Nama-nama tersebut hanyalah sebagian kecil dari deretan pejabat yang mengalami kejatuhan akibat kasus-kasus yang menjadi kelemahan mereka. Seperti Begawan Sempani yang terkena lemparan kepala Jayajatra, para pejabat ini pun tumbang setelah kelemahan mereka terekspos ke publik.

Belajar dari Pewayangan

Dari kisah Begawan Sempani, ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita petik, terutama dalam dunia politik:

  1. Kekuatan tidak menjamin keberlanjutan – Sebesar apa pun kekuatan yang dimiliki seseorang, jika memiliki titik lemah yang dapat dimanfaatkan lawan, maka ia tetap bisa dikalahkan.
  2. Kepemimpinan harus dilandasi moralitas – Seorang pemimpin yang berpegang pada nilai moral dan etika yang kuat akan lebih sulit dijatuhkan, karena tidak memiliki celah bagi lawan untuk menyerangnya.
  3. Keterbukaan dan integritas adalah kunci – Dalam dunia politik, transparansi dan kejujuran menjadi modal utama agar tidak mudah tergelincir dalam skandal yang dapat menghancurkan karier.

Penutup

Seperti dalam kisah Begawan Sempani, politik di dunia nyata juga mengenal jatuh dan bangunnya para pemimpin. Kelemahan yang disembunyikan bisa menjadi bumerang ketika terungkap. Oleh karena itu, seorang pemimpin sejati harus memiliki karakter yang kuat, integritas yang tinggi, serta keberanian untuk berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran.

Semoga artikel ini memberikan wawasan bagi kita semua dalam memahami dunia politik, baik dalam pewayangan maupun kehidupan nyata. Maturnuwun.

Toto Endargo

Catatan: Artikel ini pernah dimuat di Kompasiana

#totoendargo

#purbalingga

#kompasiana

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar