Selasa, 15 April 2014

OKTAGONAL DI CIREBON

 Catatan dari Cirebon 2

BINTANG SEGI DELAPAN
Toto Endargo

Tertarik pada sebuah sudut bangunan kuno adalah salah satu langkah untuk menikmati karya seni, hasil budaya nenek moyang kita. Hal yang mengasyikan. Dengan fasilitas teknologi, bahan, dan alat yang pasti masih sangat terbatas namun dapat menghasilkan karya seni yang mengagumkan.
Karena ke keraton maka yang dilihat adalah bangunan istana, rumah kediaman raja. Bangunan megah di Jawa cenderung disebut sebagai “rumah tikelan” artinya pada bangunan tersebut terdapat pemasangan balok kayu yang bertingkat (tikel=tingkat). Umum mengenal rumah tikelan adalah bentuk joglo.
Ada empat bangunan yang sempat teramati dan dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan bahwa ciri khas puncak tiang pada bangunan di Cirebon adalah Bintang Segi Delapan, Bintang Oktagonal.
Bentuk pembuatan Bintang Segi Delapan itu menjadi seperti piramida terbalik, mengecil di bagian bawah dan melebar di bagian atas. Kondisi bagian bawah yang mengerucut itu ternyata digunakan untuk menahan seluruh beban atap bangunan. Pada umumnya tumpuan yang baik adalah jika bagian bawahnya yang lebar. Namun di empat bangunan yang sempat teramati justru sebaliknya itulah uniknya mahkota tiang Bintang Segi Delapan.

Keraton Kasepuhan, ada empat tiang utama dengan mahkota pilar Bintang Segi Delapan. Tiang diberi warna hijau, bintang segi delapan berwarna emas, tikelannya ada empat, artinya di atas tiang utama ini ada delapan tumpukan balok, balok di atas saka guru inilah yang menjadikan istana Cirebon ini tampak megah dan indah, ukiran yang diberi warna emas. Sebagai penguat ke empat tiang utama ini. Di bawah Bintang Segi Delapan ada balok-balok lagi yang menghubungkan keempat tiang, saka guru ini.

Keraton Kanoman, di bagian depan Keraton Kanoman terdapat bangunan besar dengan empat pilar. Teknik penyambungan terhadap tiang utama mengandalkan “purus dan pen” artinya cukup dengan melubangi tiang, lubang digunakan untuk memasukan purus (lidah ujung balok) dan kemudian puruspun sempat dilubangi untuk dimasuki pen. Di atas sambungan purus dan pen ini adalah mahkota tiang utama yaitu Bintang Segi Delapan. Diatas Bintang Segi Delapan ini ada tumpukan balok. Bentuk bangunan tikelan ada empat balok yang ditumpuk, dua ke samping kanan, dua ke kiri. Balok-balok tersebut membentuk empat persegi panjang. Pojok tumpukan balok di atas Bintang Segi Delapan inilah yang menjadi tumpuan utama atap bangunan.
  
Masjid Agung Kasepuhan
Masjid Agung Cirebon ada sedikit diluar Keraton Kasepuhan. Di Masjid inilah dulu Sunan Gunungjati setiap kali berjamaah dan berdiskusi dengan para wali. Konon di tempat inilah pula Syeh Lemahabang diadili oleh para wali dan kemudian di tusuk oleh Sunan Kudus dengan keris Kaki Naga Gede yang berluk sembilan atas perintah Sunan Gunungjati. Syeh Lemahabang, atau Syeh Sitijenar raganya sempat berdarah lalu menghilang dan ketika muncul kemudian raga mengecil menguncup sekuncup Bunga Melati.
Pada tiang-tiang utama bangunan masjid ini bermahkotakan Bintang Segi Delapan. Teknik penyambungan masih menggunakan “purus dan pen”  

Makam Sunan Gunung Jati
Banyak hal yang unik di Makam Sunan Gunung Jati. Di awali dari tempatnya yang tertutupi pasar kecil. Lalu barisan peminta derma atau sodaqoh. Pemandu wisata yang sederhana dan bersarung. Petugas yang bertelanjang dada dengan blangkon Sunda. Makam dengan sebaran batu nisan yang modelnya cenderung seragam.  Berbagai macam tempat menaruh uang. Dari kotak, bejana kuningan yang bergambar makara, seperti gambar raksasa di pintu candi, sampai ada pula yang menggunakan “cething” bakul dari anyaman bambu. Di Makam Sunan Gunung Jati, di bangunan dekat sumber air dengan genthong yang besar, dapat dilihat tiang bangunan dengan mahkota Bintang Segi Delapan.

Filosofi Jawa
Keberadaan mahkota tiang dengan Bintang Segi Delapan menjadikan perenungan terhadap hal-hal yang menyangkut angka “delapan”.
Mata Angin
Delapan penjuru angin, menunjuk kepada delapan penjuru utama arah; utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut. Dapat dimaksudkan bahwa pengaruh Keraton Cirebon menyebar ke segala penjuru dunia, menjadi penerang dan penyebar Agama Islam di seluruh pusaran dunia, sehingga pendirinya putra Pajajaran Pangeran Walangsungsang bergelar sebagai Pangeran Cakrabuana (pusaran bumi).
Asta Brata
Delapan sifat utama para pemimpin, Asta Brata. Mungkin sebagai pesan kepada para pembesar di Keraton Cirebon hendaknya memiliki sifat-sifat seperti Matahari yang tegas tanpa pandang bulu, bebas KKN; seperti Bulan yang jadi penerang dalam kegelapan, indah, sejuk dan damai; seperti Bintang yang memberi arah bagi orang yang tersesat dengan jutaan pancaran ceria; seperti Bumi, sang Ibu Pertiwi yang sabar, selalu memberi tempat dan segala kebutuhan hidup; seperti Samudra yang sangat luas penuh pengetahuan dan mampu menampung berbagai persoalan secara bijaksana seperti lautan yang mampu menampung air dari ribuan sungai; seperti Air yang bergerak mengunjungi dan mengisi tempat yang lebih rendah, membantu orang kekurangan; seperti Angin yang memberi kesejukan, siapapun dikunjungi, bersifat adil; atau seperti Api yang mapu memberi kehangatan sekaligus mampu membakar, menghukum dan memusnahkan hal yang harus dibasmi.
Dewa Kadewatan
Delapan dewa dalam pewayangan, ada delapan dewa, yang umum dikenal baik hubungannnya dengan Pandawa yaitu Batara Surya, Bayu, Baruna, Brama, Indra, Yamadipati, Kuwera, Wisnu.

Filosofi Tionghoa
Salah satu istri Pangeran Syarif Hidayatullah, Raja Cirebon adalah dari Negeri China, Tionghoa. Maka angka delapan dapat pula diterjemahkan lewat istrinya, budaya Tionghoa.
Mitologi Taoisme
Dalam mitologi Taoisme di China, dikenal delapan kondisi kehidupan yaitu saat muda, saat lanjut usia, miskin, kaya, jelata, terhormat, jadi laki-laki dan jadi perempuan.
Jalan Kebenaran
Ada pula delapan unsur jalan utama keberhasilan yaitu: pengertian benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, pencaharian benar, daya-upaya benar, perhatian benar dan bersemedi dengan benar.


Baca juga : Karang - Macan di Cirebon

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar