Minggu, 01 Mei 2022

KEYAKINAN WAYANG

 Keyakinan Wayang (1)

.

Pertaruhan

Keyakinan diri Yudhistira dan diri Sengkuni demikian hebatnya. Keduanya berkeyakinan akan menang dalam permainan judi dadu. Demi keyakinannya, Yudistira berani mempertaruhkan seluruh miliknya, sampai istrinya pun dipertaruhkan. Sengkuni, berbekal kecurangan, juga berkeyakinan akan menang, dilayanilah pertaruhan Yudhistira (Puntadewa). Dengan dasar keyakinan masing-masing, maka keduanya berani mempertaruhan segala sesuatunya dengan penuh percaya diri.

.

Hasil

Yudhistira melawan Sengkuni, keduanya terlibat dalam baku laku permainan judi, judi dadu. Setiap kali Yudhistira kalah maka Sengkuni membujuknya agar terus berjudi sampai berjaya. Karena anjuran dan bujukan sesat Sengkuni itulah, Yudhistira pun nekad terus berjudi dan berkeyakinan akan menang,  Setelah sekian waktu berlalu, hasilnya: Sengkuni menang! Yudhistira kalah telak, terpuruk akibat ulah licik Sengkuni, harta benda, tahta, negara dan istrinya, harus diserahkan kepada pihak Sengkuni. Begitulah, diawali dengan keyakinan yang hebat, diakhiri dengan hasil yang berbeda. Begitulah, secuil cerita wayang, kisah Mahabharata, episode Pandhawa Dadu.

.

"Pak, boleh sedikit menyimpulkan!"

"Boleh, mangga!"

"Hasil akhir tidak mesti sesuai dengan keyakinan awal yang menggebu. Begitu, Pak?"

"Mungkin!"

"Kok, mungkin! Teruskan, Pak!'

"Kapan kapan!"

.

Semoga bermanfaat

Lagi kepengin ndongeng

Nuwun.

.

Keyakinan Wayang (2)

.

Perang Bharatayuda. Sengkuni punya keyakinan menang. Bekalnya adalah jumlah Kurawa yang seratus dan para senapati perang yang sakti, ada Drona, Bisma, Karna, Salya, Bogadhenta dll. Sengkuni adalah pengatur panglima perang. Yudhistira melayaninya, dengan bersandar pada Kresna yang ahli dalam muslihat perang. Hasilnya: Sengkuni, 99 Kurawa, dan para panglima perang pendukungnya, kalah dan tewas. Bharatayuda berakhir. Pandhawa menang. Begitulah, diawali dengan keyakinan yang teguh, diakhiri dengan hasil yang berbeda. Secuil cerita wayang, kisah Mahabharata, episode Bharatayuda.

.

Perlu Laku

Peristiwa main dadu dan perang Bharatayuda adalah "laku", atau proses mewujudnya suatu keyakinan. Dalam cerita wayang ini, antara Sengkuni dan Yudhistira ada tiga hal yang utama yaitu: keyakinan, laku, hasil. Yang pertama, keyakinan bahwa melalui berbagai upaya keduanya yakin akan mendapatkan kemenangan. Yang kedua "laku", yaitu proses sebagai jalan mewujudnya keyakinan. Yang ketiga, hasil: wujud akhir dari sebuah keyakinan setelah melewati "laku", bisa menang atau kalah, hidup atau mati, bisa juga bahagia (surga) atau sengsara (neraka).

.

Kesimpulan

Sekedar kesimpulan dan nasehat untuk Sengkuni, juga untuk Yudhistira, bahwa:

1. Keyakinan kalian, ternyata, seperti bermain judi, bisa menang, bisa kalah, bisa benar, bisa salah.

2. Keyakinan kalian tidak perlu dipaksakan kepada pihak lain, sebab kalian juga masih dalam tahap keyakinan.

3. Seluruh keyakinan kalian akan berakhir, setelah proses laku, jadi sebelum proses laku, sebaiknya tetap fokus ke keyakinan sendiri agar jadi kenyataan.

4. Sesungguhnya tiap wayang punya hak untuk memiliki keyakinan masing-masing, tidak kalian saja yang punya hak berkeyakinan, jadi jangan memaksa, jangan takabur dengan keyakinan diri.

.

Begitulah, sedikit cerita tentang Keyakinan Wayang, episode Pandhawa Dadu dan Perang Bharatayuda. 

Begitulah, sekedar sumbang saran untuk tokoh Sengkuni dan Yudhistira.

Semoga bermanfaat.

.

"Pak keyakinan hidup bahagia, setelah meninggal boleh?"

"Ya, boleh banget. Tapi kapasitasnya ya masih keyakinan, kan!"

"Maksudnya?"

"Kebenaran dari keyakinan itu, ya nanti setelah proses laku, setelah hembusan nafas terakhir!"

"Oh, begitu!"

"Iya. Mulane, tetep sing sabar, tawakal. Ndonga sing mantep supaya keyakinanmu dadi nyata. Ora susah kaya Sengkuni, kae!"

"Maksudnya?"

"Ngajak berjudi, dan berperang kepada Yudhistira, hanya karena punya keyakinan untuk menang, untuk hidup makmur!"

"Oh, begitu?"

"Ya, semoga sekarang jadi paham hal Keyakinan Wayang."

"Kita, semua wayang, nggih?!"

"Ndean!"

.

Semoga berkenan

Lagi kepengin ndongeng

Nuwun.

.

.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar