Jumat, 03 April 2020

DUSUN MANGUNREJA

DUSUN MANGUNREJA
Toto Endargo

Harapannya Dusun Mangunreja dapat menjadi ujung tombak, pemicu kemajuan Desa Mangunegara sebagai ibukota Kecamatan Mrebet
---

Mangunreja adalah nama sebuah dusun di Desa Mangunegara, Kecamatan Mrebet, Purbalingga. Mangunreja berada di pojok barat-selatan peta desa Mangunegara. Kini dalam penamaan perdusunan masuk sebagai Dusun III. Nama Mangunreja sendiri baru diresmikan sekitar tahun 1970-an. Menjadi wilayah yang cukup unik dan krusial dalam hal nama tempat. Dulu orang menyebut wilayah Mangunreja ini dengan beberapa nama.

Prapatan
Disebut Prapatan, karena wilayah ini berada di sebuah perempatan yang cukup ramai, dilintasi jalan provinsi yang beraspal jurusan Purbalingga – Bobotsari, jalan desa yang ke barat menuju Desa Karangnangka, Cipaku, Binangun, ke arah timur ke wilayah Desa Karangturi dan Desa Onje. Itulah sebabnya disebut Prapatan.

Besetan
Apa itu besetan? Besetan adalah hasil kerja luar biasa dari perangkat desa, di sekitar tahun 1963-an. Bahwa tiap desa itu punya catatan kepemilikan tanah dengan ukuran yang jelas ada di buku milik desa. Dalam pencatatan awal diperkirakan tidak diukur secara serius, mayoritas dengan perkiraan. Nah dengan estimasi bahwa antara catatan dengan fakta lapangan yang berbeda maka diadakanlah pengukuran tanah, sekaligus memberi batas sesuai dengan yang tertulis di buku desa.
Dari catatan ukuran tanah inilah perangkat desa bekerja untuk benar-benar mengukur luas tanah. Dimulai dari sebelah utara, dari Kucel. Diukur, diukur, diukur terus begitu. Diukur sesuai dengan catatan berapa ubin kepemilikan tanahnya. Bagi tanah yang garapannya melebihi catatan, maka diberi tanda batian sesuai catatan, istilahnya dibeset! Tanah kelebihan itulah yang di sebut besetan. Misal tiap satu kepemilikan tanah ternyata kelebihan dua ubin, maka sepuluh orang ada kelebihan 20 ubin.
Nah dari pekerjaan luar biasa dalam hal ukur-mengukur itulah terdapat kelebihan tanah. Karena banyak bidang kepemilikan yang berlebih maka menghasilkan besetan yang cukup luas. Karena mengukurnya dari utara maka kelebihannya ada di sebelah selatan, di sekitar Pasar Karangnangka. Tanah besetan terluas ada di sebelah utara pasar sehingga wilayah di utara pasar dikenal dengan nama Besetan. Jadi besetan adalah kelebihan tanah setelah dilakukan pengukuran secara serius.
Besetan kemudian dikapling-kapling, kapling dijual kepada penduduk warga desa. Lihat saja, kalau digambar, tarik garis batian, pasti akan terlihat kaplingannya. Hasil penjualan kapling-kapling ini, di antaranya ada yang digunakan untuk membuat sekolahan SD, lapangan, dan membantu mendirikan bangunan kecamatan. Kalau tidak salah sebagian tanah yang digunakan untuk lapangan dan sekolahan, di samping tanah desa juga tanah hasil besetan.
Tahun 1963 saya sekolah Sekolah Rakyat kelas 1, gedung sekolahnya masih di Citrakusuma, sekarang di sebelah barat Balai Desa Mangunegara. Seingat saya kelas-kelas yang lain berada di rumah-rumah penduduk. Jadi saat itu belum ada sekolahan yang representatif untuk belajar para murid dari kelas 1 sampai kelas 6. Ketika di kelas 2 tahun 1964, saya ingat sekolahnya dipindah ke sekolahan yang di timur lapangan itu. Rupanya pembangunan sekolahan itu menggunakan hasil jual kapling. Negara saat itu masih belum stabil dalam hal perpolikan, dan masih jaman rekasa. Ide yang luar biasa! Terimakasih para leluhurku yang sudah membangun sekolahan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya masyarakat Desa Mangunegara.
Jadi disebut Besetan sebab wilayah ini, tanah-tanahnya adalah hasil besetan. Paham!

Karangnangka
Kenapa Karangnangka? Di samping nama Prapatan dan Besetan, juga ada yang mengira wilayah ini adalah Desa Karangnangka. Iya! Padahal Karangnangka adalah sebuah desa tersendiri yang berdaulat, punya pemerintahan sendiri.
Sebabnya adalah jaman dulu ketika pasar didirikan wilayah Mangunreja masih sepi, hanya ada dua rumah, yaitu rumah keluarga Pak Zaeni, dan rumahnya Babah Thim Pleng, keturunannya ada Yin Han, Huk wie, Huk Wat, dll. Saat pasar dibangun wilayah ini belum punya nama. Padahal sebuah pasar harus diberi papan nama. Maka ketika pemerintah membuat papan nama, untuk menjadi nama pasar, mengambil nama desa yang terdekat yaitu Desa Karangnangka. Lagian saat itu mayoritas pedagang juga dari orang-orang Karangnangka, contone bakul lombok, terong, welok dan sayuran. Kalau bakul klasa dari Cipaku.
Sebenarnya ada dusun yang masuk wilayah Mangunegara, yang terdekat dengan pasar yaitu gerumbul Karangmangu, tapi dibandingkan dengan Desa Karangnangka, lebih dekat Karangnangka, cuma seket meter dari pasar, Karangmangu satus seket meter, maka jadilah yang tertera di gerbang pasar, papan nama berbunyi Pasar Karangnangka. Otomatis tertera di data administrasi negara, nomenklatur, sampai sekarang tetap Pasar Karangnangka.
Karena wilayah belum punya nama, maka kalau nulis alamat agak bingung. Kan, setiap rumah butuh alamat, apalagi jaman dulu belum ada Google Map, belum ada HP, semua komunikasi cenderung pakai surat, maka setiap rumah di sekitar Pasar Karangnangka saat menulis alamat, misal di Kartu Pos atau surat, menggunakan mataangin. Timur Pasar Karangnangka, Utara Pasar Karangnangka, Selatan Pasar Karangnangka, Barat Pasar Karangnangka, Mrebet, Purbalingga. Inyong bae sering deomongna yen inyong jere bocah Karangnangka.
Itulah kenapa dulu dan mungkin sampai sekarang ada yang menyebutnya bahwa Mangunreja adalah Karangnangka.
Oke!

Mrebet
Ada lagi kadang disebut sebagai Mrebet, hal ini disebabkan karena di barat lapangan ada bangunan perkantoran dengan tulisan Kecamatan Mrebet. Sehingga wilayah di sekitar kantor kecamatan, dikiranya Desa Mrebet. Padahal Desa Mrebet jauhnya sekitar tiga kilometer dari Mangunegara. Lapangannya kadang juga disebut lapangan Mrebet.
Mungkin anak-anak Jambangan juga di sebut sebagai anak Mrebet. Jambangan terkenal Gudang Mbako. Ada dua gudang mbako, saya suka mainan di gudang mbako yang sebelah selatan, yang sebelah utara terkesan wingit. Waktu kecil kepengin banget duwe sligri, bambu untuk menenteng lembar daun tembako. Sampai sekarang belum pernah punya sligri.
Betul ya, anak-anak Dukuh Jambangan ada yang mengatakan sebagai anak Mrebet. Dahulu memang Kantor Asistenan berada di Desa Mrebet. Jadi namanya Asistenan Mrebet. Karena Desa Mrebet dinilai tidak berada di jalur jalan besar maka kantornya di dekatkan di pinggir jalan aspal. Kebetulan yang sanggup membantu membangun kantor asistenan adalah lurah Mangunegara. Jadi kantornya di pindah ke Desa Mangunegara, nama asistennya tetap Asistenan Mrebet.
Dalam pembangunan kantor asistenan itu, lurah Mangunegara di samping menyumbangkan tanah, juga menyumbangkan dua gluntung rumah, untuk dipindah dari Dukuh Mangunegara ke Dukuh Jambangan itu. Jadi bukan mbangun dengan material baru, tapi mbongkar rumah, diangkut, lalu dirangkai kembali untuk menjadi rumah. Rumah berada di sebelah barat, menghadap ke selatan. Itulah sedikit cerita tentang pembangunan awal, Kantor Kecamatan Mrebet.
Jadi harap maklum kalau anak-anak Mangunreja disangka juga sebagai anak Mrebet.
Begitu!

Mangunreja
Jadi benarlah dan tepat  bahwa Bapak Lurah Ngudiharjo di sekitar tahun 1970 segera memberi nama yang mapan: Mangunreja!
Deneng Mangunreja? Kesannya ndesa banget.
“Usul Pak Lik, Karangkusuma!”
“Maksude?”
“Nggih gabungan nami! Nami Karangnangka, kaliyan nami Citrakusuma!”
“Ora! Mangunreja baen. Wis putusane ndesa koh”
“Nggih, Mangunreja, nggih!”
“Kiye, ko bocah nom kudu ngerti! Kolom Besetan ngkene kuwe, kolom sing paling maju debandingna karo kolom liyane. Sing paling makmur, sing paling reja. Dadi pase ya kuwe, Mangunreja. Mangunreja, mangun tegese mbangun, reja tegese makmur. Dadi Kolom Mangunreja mengko-mengkone kudu bisa dadi pengarep majune Desa Mangunegara. Aja nggampangna wong gawe aran, apa maning kiye aran panggonan, ya! Aran kuwe donga, donga supayane pada maju!”
“Nggih, Pak Lik!”
Jadi Dusun Mangunreja diharapkan menjadi dusun yang makmur dan maju dibandingkan dengan wilayah yang lain, yang ada di Desa Mangunegara. Sebab di sekitar Mangunreja ada pasar, ada lapangan, kantor kecamatan, dan sekolahan. Harapannya Dukuh Mangunreja dapat menjadi ujung tombak, pemicu kemajuan Desa Mangunegara, ibukota Kecamatan Mrebet.
Begitulah sedikit cerita tentang nama Mangunreja yang unik dan krusial.
---

Blater, 3 April 2020
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar