DUSUN MANGUNREJA
Toto Endargo
Harapannya Dusun Mangunreja dapat menjadi ujung tombak, pemicu kemajuan Desa Mangunegara sebagai ibukota Kecamatan Mrebet
---
Mangunreja adalah nama sebuah dusun di Desa Mangunegara, Kecamatan Mrebet, Purbalingga. Mangunreja berada di pojok barat-selatan peta desa Mangunegara. Kini dalam penamaan perdusunan masuk sebagai Dusun III. Nama Mangunreja sendiri baru diresmikan sekitar tahun 1970-an. Menjadi wilayah yang cukup unik dan krusial dalam hal nama tempat. Dulu orang menyebut wilayah Mangunreja ini dengan beberapa nama.
Prapatan
Disebut
Prapatan, karena wilayah ini berada di sebuah perempatan yang cukup ramai,
dilintasi jalan provinsi yang beraspal jurusan Purbalingga – Bobotsari, jalan
desa yang ke barat menuju Desa Karangnangka, Cipaku, Binangun, ke arah timur ke
wilayah Desa Karangturi dan Desa Onje. Itulah sebabnya disebut Prapatan.
Besetan
Apa
itu besetan? Besetan adalah hasil kerja luar biasa dari perangkat desa, di sekitar
tahun 1963-an. Bahwa tiap desa itu punya catatan kepemilikan tanah dengan
ukuran yang jelas ada di buku milik desa. Dalam pencatatan awal diperkirakan
tidak diukur secara serius, mayoritas dengan perkiraan. Nah dengan estimasi
bahwa antara catatan dengan fakta lapangan yang berbeda maka diadakanlah
pengukuran tanah, sekaligus memberi batas sesuai dengan yang tertulis di buku
desa.
Dari
catatan ukuran tanah inilah perangkat desa bekerja untuk benar-benar mengukur
luas tanah. Dimulai dari sebelah utara, dari Kucel. Diukur, diukur, diukur
terus begitu. Diukur sesuai dengan catatan berapa ubin kepemilikan tanahnya.
Bagi tanah yang garapannya melebihi catatan, maka diberi tanda batian sesuai
catatan, istilahnya dibeset! Tanah kelebihan itulah yang di sebut besetan. Misal
tiap satu kepemilikan tanah ternyata kelebihan dua ubin, maka sepuluh orang ada
kelebihan 20 ubin.
Nah
dari pekerjaan luar biasa dalam hal ukur-mengukur itulah terdapat kelebihan
tanah. Karena banyak bidang kepemilikan yang berlebih maka menghasilkan besetan
yang cukup luas. Karena mengukurnya dari utara maka kelebihannya ada di sebelah
selatan, di sekitar Pasar Karangnangka. Tanah besetan terluas ada di sebelah
utara pasar sehingga wilayah di utara pasar dikenal dengan nama Besetan. Jadi
besetan adalah kelebihan tanah setelah dilakukan pengukuran secara serius.
Besetan
kemudian dikapling-kapling, kapling dijual kepada penduduk warga desa. Lihat
saja, kalau digambar, tarik garis batian, pasti akan terlihat kaplingannya. Hasil
penjualan kapling-kapling ini, di antaranya ada yang digunakan untuk membuat
sekolahan SD, lapangan, dan membantu mendirikan bangunan kecamatan. Kalau tidak
salah sebagian tanah yang digunakan untuk lapangan dan sekolahan, di samping
tanah desa juga tanah hasil besetan.
Tahun
1963 saya sekolah Sekolah Rakyat kelas 1, gedung sekolahnya masih di
Citrakusuma, sekarang di sebelah barat Balai Desa Mangunegara. Seingat saya
kelas-kelas yang lain berada di rumah-rumah penduduk. Jadi saat itu belum ada
sekolahan yang representatif untuk belajar para murid dari kelas 1 sampai kelas
6. Ketika di kelas 2 tahun 1964, saya ingat sekolahnya dipindah ke sekolahan yang
di timur lapangan itu. Rupanya pembangunan sekolahan itu menggunakan hasil jual
kapling. Negara saat itu masih belum stabil dalam hal perpolikan, dan masih
jaman rekasa. Ide yang luar biasa! Terimakasih para leluhurku yang sudah
membangun sekolahan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya masyarakat
Desa Mangunegara.
Jadi
disebut Besetan sebab wilayah ini, tanah-tanahnya
adalah hasil besetan. Paham!
Karangnangka
Kenapa
Karangnangka? Di samping nama Prapatan dan Besetan, juga ada yang mengira
wilayah ini adalah Desa Karangnangka. Iya! Padahal Karangnangka adalah sebuah
desa tersendiri yang berdaulat, punya pemerintahan sendiri.
Sebabnya
adalah jaman dulu ketika pasar didirikan wilayah Mangunreja masih sepi, hanya
ada dua rumah, yaitu rumah keluarga Pak Zaeni, dan rumahnya Babah Thim Pleng,
keturunannya ada Yin Han, Huk wie, Huk Wat, dll. Saat pasar dibangun wilayah
ini belum punya nama. Padahal sebuah pasar harus diberi papan nama. Maka ketika
pemerintah membuat papan nama, untuk menjadi nama pasar, mengambil nama desa
yang terdekat yaitu Desa Karangnangka. Lagian saat itu mayoritas pedagang juga
dari orang-orang Karangnangka, contone bakul lombok, terong, welok dan sayuran.
Kalau bakul klasa dari Cipaku.
Sebenarnya
ada dusun yang masuk wilayah Mangunegara, yang terdekat dengan pasar yaitu gerumbul
Karangmangu, tapi dibandingkan dengan Desa Karangnangka, lebih dekat
Karangnangka, cuma seket meter dari pasar, Karangmangu satus seket meter, maka
jadilah yang tertera di gerbang pasar, papan nama berbunyi Pasar Karangnangka. Otomatis tertera di data administrasi negara,
nomenklatur, sampai sekarang tetap Pasar Karangnangka.
Karena
wilayah belum punya nama, maka kalau nulis alamat agak bingung. Kan, setiap
rumah butuh alamat, apalagi jaman dulu belum ada Google Map, belum ada HP,
semua komunikasi cenderung pakai surat, maka setiap rumah di sekitar Pasar
Karangnangka saat menulis alamat, misal di Kartu Pos atau surat, menggunakan
mataangin. Timur Pasar Karangnangka, Utara Pasar Karangnangka, Selatan Pasar
Karangnangka, Barat Pasar Karangnangka, Mrebet, Purbalingga. Inyong bae sering deomongna yen inyong jere
bocah Karangnangka.
Itulah
kenapa dulu dan mungkin sampai sekarang ada yang menyebutnya bahwa Mangunreja
adalah Karangnangka.
Oke!
Mrebet
Ada
lagi kadang disebut sebagai Mrebet, hal ini disebabkan karena di barat lapangan
ada bangunan perkantoran dengan tulisan Kecamatan Mrebet. Sehingga wilayah di
sekitar kantor kecamatan, dikiranya Desa Mrebet. Padahal Desa Mrebet jauhnya sekitar
tiga kilometer dari Mangunegara. Lapangannya kadang juga disebut lapangan
Mrebet.
Mungkin
anak-anak Jambangan juga di sebut sebagai anak Mrebet. Jambangan terkenal
Gudang Mbako. Ada dua gudang mbako, saya suka mainan di gudang mbako yang
sebelah selatan, yang sebelah utara terkesan wingit. Waktu kecil kepengin
banget duwe sligri, bambu untuk menenteng lembar daun tembako. Sampai sekarang
belum pernah punya sligri.
Betul
ya, anak-anak Dukuh Jambangan ada yang mengatakan sebagai anak Mrebet. Dahulu memang Kantor Asistenan berada di Desa Mrebet. Jadi namanya Asistenan
Mrebet. Karena Desa Mrebet dinilai tidak berada di jalur jalan besar maka
kantornya di dekatkan di pinggir jalan aspal. Kebetulan yang sanggup membantu
membangun kantor asistenan adalah lurah Mangunegara. Jadi kantornya di pindah
ke Desa Mangunegara, nama asistennya tetap Asistenan Mrebet.
Dalam
pembangunan kantor asistenan itu, lurah Mangunegara di samping menyumbangkan
tanah, juga menyumbangkan dua gluntung rumah, untuk dipindah dari Dukuh
Mangunegara ke Dukuh Jambangan itu. Jadi bukan mbangun dengan material baru,
tapi mbongkar rumah, diangkut, lalu dirangkai kembali untuk menjadi rumah.
Rumah berada di sebelah barat, menghadap ke selatan. Itulah sedikit cerita
tentang pembangunan awal, Kantor Kecamatan Mrebet.
Jadi
harap maklum kalau anak-anak Mangunreja disangka juga sebagai anak Mrebet.
Begitu!
Mangunreja
Jadi
benarlah dan tepat bahwa Bapak Lurah Ngudiharjo di sekitar tahun 1970 segera memberi nama yang
mapan: Mangunreja!
Deneng
Mangunreja? Kesannya ndesa banget.
“Usul
Pak Lik, Karangkusuma!”
“Maksude?”
“Nggih
gabungan nami! Nami Karangnangka, kaliyan nami Citrakusuma!”
“Ora!
Mangunreja baen. Wis putusane ndesa koh”
“Nggih,
Mangunreja, nggih!”
“Kiye,
ko bocah nom kudu ngerti! Kolom Besetan ngkene kuwe, kolom sing paling maju
debandingna karo kolom liyane. Sing paling makmur, sing paling reja. Dadi pase
ya kuwe, Mangunreja. Mangunreja, mangun tegese mbangun, reja tegese makmur. Dadi
Kolom Mangunreja mengko-mengkone kudu bisa dadi pengarep majune Desa
Mangunegara. Aja nggampangna wong gawe aran, apa maning kiye aran panggonan,
ya! Aran kuwe donga, donga supayane pada maju!”
“Nggih,
Pak Lik!”
Jadi
Dusun Mangunreja diharapkan menjadi dusun yang makmur dan maju dibandingkan
dengan wilayah yang lain, yang ada di Desa Mangunegara. Sebab di sekitar
Mangunreja ada pasar, ada lapangan, kantor kecamatan, dan sekolahan. Harapannya
Dukuh Mangunreja dapat menjadi ujung tombak, pemicu kemajuan Desa Mangunegara,
ibukota Kecamatan Mrebet.
Begitulah
sedikit cerita tentang nama Mangunreja yang unik dan krusial.
---
Blater, 3 April 2020
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar